Bagikan:

JAKARTA - Petahana Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen, Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas dan mantan Perdana Menteri Portugal Antonio Costa dikabarkan disepakati memimpin Uni Eropa.

Kanselir Jerman Olaf Scholz mengonfirmasi pada Hari Rabu, tiga kelompok sentris utama Parlemen Eropa (EP) akan mendukung Ursula von der Leyen untuk masa jabatan kedua sebagai Presiden Komisi.

Dalam pidatonya di Parlemen Jerman yang menilai dampak dari pemilihan umum Eropa bulan ini, Kanselir Scholz mengatakan kelompok-kelompok tersebut juga telah sepakat, mantan perdana menteri Portugal Antonio Costa harus menjadi Presiden Dewan Eropa dan Perdana Menteri Estonia Kaja Kallas harus menjadi Kepala Kebijakan Luar Negeri blok tersebut.

Ketiga kelompok tersebut jika digabungkan memiliki mayoritas di Parlemen Eropa (EP), kata Scholz, seraya menambahkan bahwa ia berharap bahwa pertemuan para pemimpin Uni Eropa pada hari Kamis akan segera menandatangani pengaturan tersebut.

"Kita tidak boleh berlama-lama di masa sulit ini," katanya, seraya menambahkan pemungutan suara Parlemen Eropa telah menunjukkan bagaimana berbagai krisis, mulai dari pandemi virus corona hingga invasi Rusia ke Ukraina dan perang di Timur Tengah, telah menghancurkan kepercayaan pada Uni Eropa dan pemerintah nasional, melansir Reuters 26 Juni.

Sebelumnya pada Hari Rabu, Perdana Menteri Italia Giorgia Meloni mengkritik rencana untuk membagi jabatan-jabatan teratas Uni Eropa di antara tiga kelompok utama, dengan mengatakan, mereka mengabaikan keberhasilan partai-partai sayap kanan dalam pemilihan Parlemen Eropa.

"Menurut saya, sejauh ini belum ada kemauan untuk mempertimbangkan apa yang telah dikatakan warga negara di kotak suara," kata PM Meloni kepada para anggota parlemen.

Partai konservatifnya, Brothers of Italy, memenangkan suara terbanyak di Italia dan merupakan kekuatan terdepan dalam Partai Konservatif dan Reformis Eropa (ECR) di Parlemen Eropa.

Meloni mengatakan kelompok ECR-nya, yang telah mengalahkan kaum liberal di majelis UE, layak mendapat suara kunci dalam penunjukan tersebut.

Scholz mengatakan hasil pemilihan EP menandai titik balik:

"Kita harus memastikan kepercayaan tumbuh lagi di Jerman dan Eropa, dan di banyak negara di seluruh dunia," katanya

Itu berarti memberikan solusi nyata daripada sekadar mencela masalah seperti yang dihadapi kaum populis, katanya, misalnya tentang migrasi ilegal.

Mengutip CNBC, Presiden Komisi bertanggung jawab atas badan eksekutif UE dan bertanggung jawab atas pengaturan pasar tunggal dunia, mengusulkan undang-undang baru dan mengarahkan agenda kebijakan blok tersebut selama lima tahun ke depan.

Sementara itu, Presiden Dewan memutuskan arah umum dan prioritas politik UE. Sementara Kepala Kebijakan Luar Negeri menangani kebijakan luar negeri dan hubungan internasional.

"Ada kesepahaman antara tiga pihak utama," kata salah satu dari tiga pejabat UE yang mengatakan kepada CNBC secara anonim, dengan kesepakatan itu belum dikonfirmasi secara resmi.

Trio von der Leyen, Kallas, dan Costa disetujui oleh enam pemimpin UE, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Kanselir Jerman Olaf Scholz, menurut sumber tersebut.

Penunjukan ini memenuhi persyaratan Uni Eropa untuk keseimbangan geografis dan akan disetujui secara resmi oleh para kepala negara blok tersebut dalam sebuah pertemuan di Brussels pada Hari Kamis. Mereka kemudian akan dipilih oleh Parlemen Eropa di kemudian hari.