Bagikan:

JAKARTA - Sepuluh anak kehilangan salah satu atau kedua kakinya setiap hari dalam perang genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza, menurut Sekretaris Jenderal badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini.

"Pada dasarnya, rata-rata setiap hari kami memiliki 10 anak yang kehilangan satu atau dua kaki. Ini memberi Anda gambaran tentang cakupan jenis masa kanak-kanak yang dapat dialami seorang anak di Gaza," ungkap Lazzarini, dalam konferensi pers Komisi Penasihat UNRWA di Jenewa, Swiss, melansir WAFA 26 Juni.

Mengutip angka dari badan anak-anak PBB UNICEF, ia mengatakan angka itu "bahkan tidak termasuk lengan dan tangan, dan kami memiliki lebih banyak lagi" dari ini.

"Sepuluh per hari, itu berarti sekitar 2.000 anak setelah lebih dari 260 hari perang brutal ini," kata Lazzarini.

Ia mengatakan amputasi sering terjadi "dalam kondisi yang sangat mengerikan," terkadang tanpa anestesi.

Sehari sebelumnya, Save the Children mengatakan hingga 21.000 anak diperkirakan hilang akibat perang Hamas-Israel di wilayah kantong Palestina itu.

Mengomentari situasi di Tepi Barat yang diduduki, Lazzarini menyuarakan kekhawatirannya yang mendalam tentang "situasi di Tepi Barat di mana kami terus mengatakan semacam perang diam-diam sedang terjadi."

"Jika tidak ada Gaza hari ini, Tepi Barat akan menjadi berita utama. Lebih dari 500 orang telah tewas sejak 7 Oktober. Namun, yang juga mengejutkan ketika kami pergi ke Tepi Barat adalah intensitas operasi yang berlangsung di kamp-kamp pengungsi atau di desa-desa," tandasnya.

Sementara itu, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Selasa mengumumkan, sedikitnya 32 orang tewas dan 139 lainnya terluka dalam serangan Israel yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

Itu menjadikan jumlah korban tewas warga Palestina akibat agresi Israel terhadap Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023 kini melonjak menjadi 37.658 orang, sementara korban luka-luka bertambah jadi 86.237 orang.