JAKARTA - Badan Bantuan dan Pekerjaan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan pada Hari Rabu, anak-anak menanggung harga tertinggi dari perang di Jalur Gaza, di tengah pengungsian dan ketakutan, kehilangan masa kanak-kanak mereka.
"Rekan-rekan UNRWA kami terus menyediakan kegiatan psikologis, sosial, dan rekreasi untuk memberi anak-anak rasa normal sebanyak mungkin," kata badan itu di media sosial X, dilansir dari WAFA 25 Juli.
"Anak-anak seharusnya bisa menjadi anak-anak," imbuh badan tersebut.
Pada Hari Selasa, petugas komunikasi UNRWA Louise Wateridge, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan British BBC Radio 4, Israel telah menempatkan lebih dari 80 persen wilayah di Jalur Gaza di bawah perintah evakuasi, sementara ribuan warga Palestina terus melarikan diri lagi dari Kota Khan Younis.
Terpisah, sumber-sumber medis di Gaza pada Hari Rabu mengatakan, sedikitnya 55 orang tewas dan 110 lainnya terluka dalam serangan Israel yang terjadi dalam 24 jam terakhir.
Itu menjadikan jumlah korban tewas warga Palestina akibat agresi mematikan Israel ke Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023, kini melonjak menjadi 39.145 orang, sementara sedikitnya 90.257 orang lainnya mengalami luka-luka.
BACA JUGA:
Di Tepi Barat, jumlah korban tewas akibat serangan oleh pasukan pendudukan dan penjajah meningkat menjadi 589, termasuk 142 anak-anak, sejak 7 Oktober 2023.