JAKARTA - Israel dilaporkan ingin menggunakan Starlink milik Elon Musk untuk menjaga konektivitas Internet jika terjadi perang ‘habis-habisan’ dengan Hizbullah Lebanon yang dapat menyebabkan pemadaman listrik di Israel.
Dilaporkan Harian keuangan Calcalist, kementerian keuangan dan komunikasi berupaya memanfaatkan 5.000 satelit orbit rendah milik Starlink untuk memastikan aliran data dan informasi yang stabil bagi otoritas negara selama keadaan darurat.
Kedua kementerian belum memberikan komentar kepada Reuters. Sebelumnya, pada Februari, Menteri Komunikasi Shlomo Karhi memberikan izin kepada Starlink, unit satelit SpaceX, untuk beroperasi di Israel dan Jalur Gaza.
Tensi ketegangan di perbatasan utara meningkat usai Hizbullah yang didukung Iran menyerang Israel tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 yang memicu perang di Gaza. Kedua pihak saling berbalas serangan.
BACA JUGA:
Sementara Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berkunjung ke Washington untuk membahas fase selanjutnya dari perang Gaza dan meningkatnya permusuhan di perbatasan dengan Lebanon, di mana baku tembak dengan Hizbullah memicu kekhawatiran akan konflik yang lebih luas.
Perang di wilayah utara dapat menyebabkan serangan rudal terhadap jaringan listrik Israel dan infrastruktur lainnya.