Bagikan:

JAKARTA - Jalur komunikasi di Gaza ikut terkena imbas dari serangan Israel. Melihat kondisi ini, Elon Musk ikut turun tangan memberikan bantuan lewat Starlink.

Pada Sabtu pagi, kabar terputusnya jaringan komunikasi di Gaza membuat banyak pihak menyuarakan kekhawatirannya. Mereka takut akan keselamatan banyak jiwa dari orang-orang yang tidak bersalah.

Beberapa jam setelahnya, Musk terlihat mengomentari salah satu akun yang menyuarakan keresahannya. Musk menjanjikan bantuan jaringan dari satelit internetnya, yaitu Starlink.

“Starlink akan mendukung konektivitas ke organisasi bantuan yang diakui secara internasional di Gaza,” kata Musk melalui akun X, sebelumnya Twitter, pribadinya.

Namun, di unggahan yang berbeda, Musk membeberkan kendala dari bantuan jaringan Starlink. Ia mengatakan tidak ada pihak yang meminta sambungan jaringan Starlink di wilayah Gaza.

Terlepas dari kendala ini, Musk menyatakan bahwa Starlink milik SpaceX akan mendukung bantuan jaringan komunikasi, tetapi tetap melalui organisasi yang diakui secara internasional.

“Kami akan mendukung PBB dan kelompok bantuan lain yang diakui secara internasional,” tambahnya. Pernyataan yang sama juga Musk berikan pada pagi ini.

Pemilik SpaceX itu menegaskan bahwa ia akan memberikan bantuan konektivitas segera, tetapi harus ada terminal Starlink di Gaza yang mencoba untuk terhubung.

Namun, ketika Musk mengatakan bahwa pihak SpaceX akan melakukan pemeriksaan keamanan terlebih dahulu dengan pemerintah Amerika Serikat (AS) dan Israel, tanggapan publik mulai terbagi dua.

Ada yang merasa hal tersebut sah-sah saja untuk dilakukan, tetapi ada yang tidak setuju karena pihak yang merusak jaringan Gaza adalah Israel. Banyak dari mereka yang yakin bahwa Israel tidak akan mengizinkan satu terminal pun dinyalakan.

Sebagai informasi, Starlink merupakan satelit internet yang dimiliki oleh SpaceX, perusahaan antariksa komersial. Starlink berupaya membangun jaringan komunikasi ke berbagai pelosok di dunia.

Saat ini, satelit Starlink yang telah diluncurkan hampir mencapai 5.000 unit dan mereka telah memiliki izin untuk meluncurkan 12.000 satelit. Dengan jumlah ini, Starlink menjadi konstelasi satelit terbesar yang ada di orbit.