Bagikan:

JAKARTA - Flu burung yang sangat patogen ditemukan di sebuah peternakan bebek dekat Melbourne, dekat dengan lima peternakan unggas tempat virus tersebut telah menyebar, kata Pemerintah Negara Bagian Victoria di Australia.

Peternakan bebek tersebut berada dalam zona karantina yang didirikan di sekitar fasilitas lain yang terkena dampak, dengan pemerintah mengatakan infeksi tersebut bukanlah hal yang mengejutkan.

Pihak berwenang berusaha menahan wabah dua jenis flu burung di dekat Melbourne, jenis H7N3 pada empat peternakan unggas dan peternakan bebe,k serta jenis H7N9 pada sebuah peternakan unggas sekitar 130 km (80 mil) di barat daya.

Tidak satu pun jenis tersebut adalah jenis H5N1 yang telah menginfeksi miliaran hewan liar dan ternak di seluruh dunia, mengganggu rantai pasokan makanan dan meningkatkan kekhawatiran akan penularan pada manusia.

"Tes telah mengonfirmasi jenis H7N3 yang sangat patogenik di sebuah peternakan bebek komersial," kata Departemen Pertanian Victoria dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 14 Juni.

"Semua bebek di tempat itu akan dibuang secara manusiawi di bawah pengawasan dokter hewan, sesuai dengan kebijakan nasional, dan tempat itu akan dibersihkan dan disterilkan dari infeksi," lanjut pernyataan itu.

Sekitar satu juta dari 21-22 juta ayam petelur Australia telah atau akan dibunuh di peternakan yang terkena dampak untuk membendung virus tersebut, kata Menteri Pertanian Federal Murray Watt minggu ini.

Badan industri Eggs Australia mengatakan wabah itu menyebabkan gangguan pada pasokan, tetapi tidak ada kekurangan telur secara keseluruhan.

"Orang-orang dapat yakin bahwa kami dapat mengatasinya," kata Watt.

Sebelum kasus terbaru, Australia mengalami sembilan wabah flu burung yang sangat patogen sejak 1976, yang semuanya dapat diatasi dan diberantas, menurut pemerintah.

Meski demikian, pihak berwenang mengatakan, telur dan daging bebek dan ayam tetap aman untuk dimakan.