Bagikan:

JAKARTA - Presiden Vladimir Putin mengatakan, Rusia tidak memusingkan siapa pun yang memenangi Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada November mendatang, namun menegaskan akan bekerja sama dengan presiden yang dipilih oleh masyarakat Negeri Paman Sam.

Petahana Joe Biden dari Partai Demokrat dan mantan presiden dari Partai Republik Donald Trump sejauh ini menjadi dua kandidat terdepan dalam Pilpres yang akan digelar November mendatang.

Berbicara kepada editor media asing pada forum ekonomi di St Petersburg, Presiden Putin menyebut Pemerintahan Presiden Joe Biden, pemasok peralatan militer terbesar ke Ukraina, melakukan kesalahan demi kesalahan, sesuatu yang ia duga "membakar" sistem politik AS dan kepemimpinan global.

"Pada dasarnya, kami tidak peduli (siapa yang menang)," kata Presiden Putin ketika ditanya oleh Reuters apakah ia yakin hasil Pemilu AS akan membuat perbedaan bagi Moskow, seperti dikutip 6 Juni.

"Bagi kami, kami tidak menganggap hasil akhirnya penting. Kami akan bekerja sama dengan presiden mana pun yang dipilih rakyat Amerika," tandas Presiden Putin.

Menyebut petahana Joe Biden sebagai politikus lama yang mudah ditebak, ia mengatakan Moskow tidak akan mencampuri politik dalam negeri AS, sesuatu yang telah berulang kali dituduhkan oleh badan intelijen AS di masa lalu.

Sementara, masa jabatan Presiden Trump sebelumnya telah merusak hubungan Washington-Moskow, katanya, dan sulit untuk mengatakan apakah kali ini akan berbeda jika ia memenangkan pemilihan pada Bulan November.

"Kami tidak pernah memiliki hubungan khusus dengan Trump, tetapi faktanya tetap, sebagai presiden ia mulai memberlakukan sanksi besar-besaran terhadap Rusia, ia menarik diri dari perjanjian rudal jarak menengah dan pendek," ungkap Presiden Putin.

"Jika saya mengatakan, saya berbicara dengan sangat tulus, bahwa kami percaya setelah pemilihan akan ada perubahan terhadap Rusia dalam kebijakan Amerika, saya tidak akan mengatakannya. Kami tidak berpikir demikian. Kami pikir tidak ada yang benar-benar serius akan terjadi," urai Presiden Putin.

Namun, Pemimpin Kremlin itu tidak mengesampingkan perubahan kebijakan jika, seperti yang dikatakannya, Washington mulai memperhatikan kepentingan nasionalnya sendiri.

"Tidak seorang pun di Amerika Serikat yang tertarik dengan Ukraina, mereka tertarik pada kebesaran Amerika Serikat, yang berjuang bukan untuk Ukraina dan rakyat Ukraina, tetapi untuk kebesarannya sendiri," katanya.

"Tetapi jika pemerintahan mendatang akan mengubah vektor penetapan tujuannya, dan akan melihat makna keberadaannya, pekerjaannya dalam memperkuat Amerika Serikat dari dalam, memperkuat ekonomi, keuangan, membangun hubungan baik di dunia, maka sesuatu mungkin akan berubah," tandasnya.

Diketahui, invasi besar-besaran Putin ke Ukraina pada tahun 2022, yang ia sebut sebagai langkah defensif terhadap perluasan NATO yang dipimpin AS, telah menyebabkan hubungan antara Moskow dan Washington jatuh ke level terendah sejak krisis rudal Kuba tahun 1962.