Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengingatkan, ada satu utang yang belum terbayarkan, yakni kemerdekaan Palestina, saat membuka diskusi jelang peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika tahun depan, di Jakarta Hari Kamis.

"Kerja sama antara Asia dan Afrika sangat diperlukan untuk menjembatani perbedaan dan membangun masa depan yang damai," kata Menlu Retno, menyoroti kondisi dunia saat ini yang dilanda berbagai konflik, dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Kamis 6 Juni.

Diskusi bertajuk "Road to Platinum Jubilee" itu digelar Kementerian Luar Negeri RI, mengambil tema "Asia Afrika yang Kita Inginkan: Memberdayakan Global South berbekal Spirit Bandung."

Dikatakan, para pendiri bangsa telah menanamkan "benih" kerja sama di antara negara-negara Asia dan Afrika dalam Spirit Bandung. Sekarang "benih" tersebut telah berkembang menjadi "pohon". Untuk menyuburkan "pohon" tersebut, ada tiga hal yang diperlukan.

Pertama, memastikan "akar" keadilan dan kemanusiaan global. Keadilan dan kemanusiaan saat ini hilang bagi rakyat Palestina yang menjadi korban kekejaman Israel.

"Ada satu utang yang belum kita bayar, yaitu kemerdekaan Palestina. Indonesia akan terus lakukan berbagai upaya untuk membantu rakyat Palestina, termasuk melalui Mahkamah Internasional, OKI, dan PBB, serta meningkatkan bantuan kemanusiaan melalui UNRWA," tegas Menlu Retno.

Dikutip dari WAFA, otoritas kesehatan Gaza pada Hari Rabu mengumumkan, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 telah mencapai 36.550 jiwa dan korban luka-luka mencapai 82.959 orang. Mayoritas korban wanita dan anak-anak.

Kedua, meningkatkan "batang" inklusivitas. Tantangan-tantangan global tidak dapat diatasi jika negara-negara besar hanya peduli kepentingan pribadi dan dunia masih terbelah antara Utara dan Selatan. Spirit Bandung dapat memberikan arah untuk kerja sama yang lebih adil dan penguatan multilateralisme.

"Platinum jubilee tahun depan harus jadi pengingat, inklusivitas harus jadi DNA kerja sama kita," ujar Menlu.

Ketiga, menumbuhkan "cabang" solidaritas dalam menjaga hak atas pembangunan. Global South harus dapat mendorong solidaritas dalam memajukan hak atas pembangunan guna mencapai lompatan kemakmuran, termasuk melalui hilirisasi.

"Kita harus menjaga 'pohon' kerja sama Asia-Afrika sebagai tumpuan untuk masa depan kita," pungkas Menlu Retno.