Bagikan:

JAKARTA - Presiden Mahmoud Abbas berterima kasih kepada rakyat, pemerintah dan parlemen Slovenia, usai negara tersebut mengakui Negara Palestina, saat berbicara dengan Perdana Menteri Robert Golob melalui telepon.

Parlemen Slovenia pada Hari Selasa menyepakati pengakuan Negara Palestina dalam pemungutan suara dengan suara bulat, kendati kelompok oposisi Partai Demokratik Slovenia (SDS) sayap kanan meninggalkan parlemen.

"Langkah ini melengkapi sikap Slovenia sebelumnya dalam mendukung hukum dan legitimasi internasional serta hak-hak rakyat Palestina atas kebebasan dan kemerdekaan," kata Presiden Abbas, melansir WAFA 6 Juni.

Lebih lanjut Presiden Abbas mengatakan, sikap itu memberikan harapan kepada rakyat Palestina terkait peluang menghentikan penghancuran dan agresi Israel.

"Sikap itu memberikan harapan bagi rakyat Palestina untuk mencapai perdamaian sesuai dengan legitimasi internasional dan Prakarsa Perdamaian Arab, yang mengarah pada perwujudan negara Palestina merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya," kata Presiden Abbas.

Dalam kesempatan itu, Presiden Abbas juga mendesak semua negara Eropa yang belum mengakui Negara Palestina, untuk mengikuti dan mendukung upaya Palestina menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Selain itu, Ia juga menegaskan kembali perlunya menghentikan agresi Israel yang sedang berlangsung terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur.

Presiden Abbas juga menekankan kembali perlunya penarikan penuh pasukan pendudukan dari seluruh Jalur Gaza, diikuti dengan peningkatan penyaluran bantuan ke Gaza untuk menghindari risiko kelaparan yang dihadapi masyarakat, seiring kontrol dan blokade Israel.

Sementara itu, Perdana Menteri Slovenia Robert Golob menegaskan kembali keyakinan mendalam negaranya terhadap hak rakyat Palestina, untuk menentukan nasib sendiri dan tercapainya perdamaian berdasarkan hukum internasional.

"Keputusan Slovenia untuk mengakui Negara Palestina akan berkontribusi dalam memberikan harapan bagi perdamaian," katanya, menegaskan kembali seruannya untuk gencatan senjata di Jalur Gaza dan penyaluran bantuan kepada rakyat Palestina.

Sebelum pengakuan oleh parlemen, Pemerintah Slovenia terlebih dahulu mengakui Negara Palestina pada Kamis pekan lalu, mengikuti langkah Spanyol, Irlandia dan Norwegia, kendati itu menuai kecaman keras dari Israel.

Pemerintah Slovenia kemudian mengibarkan bendera Palestina di samping bendera Slovenia dan Uni Eropa di depan gedungnya di pusat Kota Ljubljana.