JAKARTA - Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan, Moskow menyambut baik keinginan Turki untuk bergabung dengan BRICS dan rencananya akan dibahas dalam pertemuan puncak kelompok tersebut mendatang.
"Kita semua jelas menyambut baik peningkatan minat terhadap BRICS dari negara-negara tetangga kita, termasuk mitra penting seperti Turki," kata Peskov dikutip dari TASS 5 Juni.
"Jelas, isu ketertarikan ini akan menjadi agenda KTT BRICS, yang akan diketuai oleh Rusia dan yang secara aktif kami persiapkan," sambungnya.
Lebih lanjut Peskov mengatakan, organisasi ini hampir tidak dapat sepenuhnya memuaskan minat semua negara yang ingin bergabung.
"Namun, BRICS tertarik untuk mempertahankan kontak dengan semua negara yang tertarik, dengan berbagai format untuk tetap berhubungan yang sedang dirancang untuk melakukan hal itu. Ini adalah proses yang panjang. Namun kami menyambut baik minat yang begitu besar," tandas Peskov.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Turki Hakan Fidan mengatakan, Ankara ingin bergabung dengan BRICS, menambahkan masalah ini akan dibahas pada pertemuan tingkat menteri kelompok ini di Nizhny Novgorod.
Beberapa negara Eropa menentang Turki bergabung dengan Uni Eropa, sehingga pihak berwenang negara ini mempertimbangkan BRICS sebagai platform integrasi alternatif, katanya.
Pada Hari Senin, Menlu Fidan memulai kunjungan ke Beijing, kunjungan tingkat tertinggi oleh pejabat Turki ke Tiongkok, anggota BRICS sejak tahun 2012, untuk menemui timpalannya Wang Yi, melansir Reuters.
BACA JUGA:
BRICS saat ini terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, Afrika Selatan, Ethiopia, Iran, Mesir, dan Uni Emirat Arab
Ketika ditanya apakah Turki ingin bergabung dengan BRICS, Menlu Fidan mengatakan "tentu saja kami ingin, mengapa tidak?". Namun, ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Nizhny Novgorod yang merupakan kota terbesar keenam di Rusia akan menjadi tuan rumah pertemuan para menteri luar negeri BRICS pada tanggal 10-11 Juni