JAKARTA - Kelompok ekonomi BRICS mengadopsi deklarasi bersama yang menegaskan perlunya gencatan senjata di Gaza, karena Israel terus menyerang daerah kantong Palestina itu hingga menewaskan sedikitnya 43.000 korban dan melukai 100.000 orang lainnya.
“Kami tekankan perlunya gencatan senjata yang menyeluruh dan permanen di Jalur Gaza, pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera dan tahanan dari kedua belah pihak yang ditahan secara ilegal, dan aliran bantuan kemanusiaan yang tak terhalangi, berkelanjutan, dan dalam skala besar ke Jalur Gaza," demikian bunyi Deklarasi Kazan yang dirilis ketika KTT BRICS di Rusia dilansir ANTARA dari Anadolu, Rabu, 23 Oktober.
Dalam deklarasi tersebut juga disebutkan mengenai "keprihatinan mendalam" negara-negara BRICS atas memburuknya situasi dan krisis kemanusiaan di wilayah Palestina yang diduduki akibat operasi militer Israel.
Deklarasi yang diterbitkan oleh Kremlin itu menyerukan penerapan penuh resolusi Dewan Keamanan PBB yang relevan, dan menyambut baik upaya Mesir dan Qatar, serta upaya regional dan internasional lainnya, untuk mencapai gencatan senjata segera dan mempercepat distribusi bantuan kemanusiaan.
"Kami juga menyatakan kekhawatiran kami bahwa eskalasi konflik lebih lanjut di Jalur Gaza berisiko meningkatkan ketegangan, ekstremisme, dan konsekuensi yang sangat berbahaya di tingkat regional dan global," demikian deklarasi tersebut.
Melalui deklarasi itu, negara-negara BRICS menyerukan kepada semua pihak terkait untuk menahan diri dan menghindari "tindakan eskalasi dan pernyataan provokatif."
BACA JUGA:
Deklarasi tersebut juga berisi catatan mengenai tindakan sementara Mahkamah Internasional dalam proses yang dimulai oleh Afrika Selatan terhadap Israel. Ditambahkan pula bahwa BRICS menegaskan kembali dukungannya terhadap diterimanya Palestina sebagai anggota penuh PBB dalam konteks komitmen terhadap solusi dua negara berdasarkan hukum internasional.
KTT BRICS melibatkan para pendiri BRICS yakni Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan serta anggota baru di antaranya Mesir, Ethiopia, Iran, dan UAE.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tiba di Kazan pada Rabu untuk menghadiri pertemuan puncak tersebut sebagai tamu.