Bagikan:

JAKARTA - Militer Korea Selatan pada Hari Selasa mengatakan akan melanjutkan semua kegiatan militer di sepanjang garis demarkasi yang memisahkan kedua Korea dan Kepulauan Barat Laut, setelah menangguhkan perjanjian militer antar-Korea.

Penangguhan perjanjian militer dengan Korea Utara, yang disetujui Presiden Yoon Suk-yeol sebelumnya pada Hari Selasa, merupakan tanggapan atas keputusan Korea Utara untuk mengirim ratusan balon yang membawa sampah melintasi perbatasan.

"Militer Korea Selatan menegaskan bahwa mereka akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi nyawa dan keselamatan rakyatnya sebagai tanggapan atas provokasi Korea Utara," kata seorang pejabat Kementerian Pertahanan dalam sebuah pengarahan darurat, melansir Reuters 4 Mei.

Pengiriman balon sampah dalam skala besar telah "sangat mengancam keselamatan rakyat kami dan menyebabkan kerusakan properti", pejabat itu menambahkan.

Di bawah pakta militer yang disepakati sebelumnya, kedua negara sepakat untuk "sepenuhnya menghentikan semua tindakan permusuhan terhadap satu sama lain" yang menjadi sumber ketegangan dan konflik militer, melalui langkah-langkah seperti kedua belah pihak mengakhiri latihan militer di dekat perbatasan.

Itu adalah kesepakatan paling substantif yang muncul dari pertemuan puncak bersejarah selama berbulan-bulan antara kedua Korea pada tahun 2018, tetapi telah dibatalkan ketika Pyongyang menyatakan tidak lagi terikat tahun lalu.

Sejak saat itu, Korea Utara telah mengerahkan pasukan dan senjata di pos jaga dekat perbatasan militer.

Sebelumnya, Korea Utara pada Hari Minggu mengatakan telah mengirim 15 ton kertas bekas menggunakan 3.500 balon. Itu membuat Negeri Ginseng bersumpah akan melakukan tindakan "yang tidak dapat ditoleransi" terhadap Korea Utara sebagai tanggapan, yang dapat mencakup propaganda keras dari pengeras suara yang diarahkan ke Korea Utara.