Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un mengawasi secara langsung uji coba rudal permukaan-ke-laut baru pada Hari Rabu, usai sorotannya terhadap garis demarkasi Korea Selatan, selain juga mengunjungi pabrik amunisi besar.

Korea Utara meluncurkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya pada hari Rabu, kata militer Korea Selatan, yang merupakan uji coba terbaru dalam beberapa minggu terakhir sebelum pemilihan umum Bulan April di Korea Selatan, melansir Reuters dari KCNA 15 Februari.

Pemimpin Kim mengatakan Korea Selatan melanggar kedaulatan Korea Utara dengan memaksakan "Garis Batas Utara" (NLL), garis demarkasi maritim antara kedua Korea.

Pemimpin Korea Utara itu memberi perintah untuk memperkuat kesiapan militer di perairan utara Pulau Yeonpyeong dan sebelah barat semenanjung Korea, di wilayah NLL.

"Tidaklah penting berapa banyak garis yang ada di Laut Barat Korea, ketika musuh menyusup ke perbatasan maritim yang kami akui, kami akan menganggapnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan DPRK dan sebuah provokasi bersenjata terhadap Korea Utara," tegas Pemimpin Kim.

Rudal baru yang diuji coba kali ini dinamai Padasuri-6, atau "Sea Eagle-6". Itu diklaim terbang di atas laut dan berhasil mengenai sasaran.

Selain itu, Pemimpin Kim juga menginspeksi pabrik amunisi "besar" dan mempelajari secara rinci tentang modernisasi produksi, kata media pemerintah.

Pada kesempatan itu, Ia menekankan peran pabrik tersebut dalam memperkuat angkatan bersenjata Korea Utara, menetapkan tugas untuk meningkatkan kualitas amunisi dan meningkatkan produksi sebagaimana "diperlukan oleh situasi saat ini dan revolusi yang sedang berkembang," lapor KCNA.

Kunjungan Kim ke pabrik amunisi tersebut terjadi ketika Amerika Serikat dan sekutunya menuduh Korea Utara melakukan transaksi senjata dengan Rusia.

Gedung Putih bulan lalu mengatakan Rusia baru-baru ini menggunakan rudal balistik jarak pendek (SRBM) yang bersumber dari Korea Utara untuk melakukan serangan terhadap Ukraina, mengutip data intelijen yang baru dibuka.