JAKARTA - Petahana Vladimir Putin bakal menghadapi pesaingnya 20 tahun silam, selain dua calon lainnya, dalam Pemilihan Presiden Rusia tahun 2024 yang akan digelar bulan depan.
Dikutip dari TASS 12 Februari, Komisi Pemilihan Umum Pusat (CEC) Federasi Rusia resmi menutup pendaftaran calon presiden, menghasilkan empat sosok yang akan bersaing, pertama kalinya sejak tahun 2008.
Vladimir Putin (71) dari jalur independen, Nikolay Kharitonov (75) dari Partai Komunis (CPRF), Leonid Slutsky (56) dari Partai LDPR dan Vladislav Davankov (39) dari Partai New People akan bersaing dalam pemilihan yang digelar pada 15-17 Maret mendatang.
Daftar tersebut tidak memasukkan kandidat anti-perang Rusia Boris Nadezhdin setelah CEC melarangnya pada Hari Kamis pekan lalu untuk mencalonkan diri, lantaran dinilai kurangnya tanda tangan dukungan yang dikumpulkan untuk pencalonannya, melansir Reuters.
Berbeda dengan tiga kandidat calon lawan Vladimir Putin yang mendukung operasi militer khusus di Ukraina, Nadezhdin mengkritik perang di Ukraina sebagai kesalahan fatal, berencana menggugat putusan CEC ke Mahkamah Agung Rusia.
Mundur ke belakang, proses pendaftaran calon dari partai politik berlangsung pada 8 Desember hingga 1 Januari, dengan pendaftaran calon independen terakhir pada 27 Desember.
Pada tanggal 28 Desember, Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia Ella Pamfilova mengatakan total ada 33 orang, termasuk sembilan bakal calon dari partai dan 24 bakal calon independen, berencana mencalonkan diri sebagai presiden Rusia tahun depan. Hanya 15 orang di antara mereka yang akhirnya menyerahkan dokumen persyaratan untuk didaftarkan sebagai calon.
Ketika batas waktu penyerahan dokumen berakhir pada 1 Januari, hanya 11 kandidat yang tersisa dalam pencalonan: tiga kandidat independen (Putin, blogger Rada Russkikh dan Anatoly Batashev), serta delapan kandidat dari partai politik: Leonid Slutsky (LDPR ), Nikolai Kharitonov (CPRF), Vladislav Davankov (New People), Sergey Baburin (Persatuan Rakyat Rusia), Andrey Bogdanov (Partai Kebebasan dan Keadilan Rusia), Boris Nadezhdin (Inisiatif Sipil), Sergey Malinkovich (Komunis Rusia) dan Irina Sviridova (Partai Demokrat Rusia).
Slutsky dan Davankov menjadi kandidat terdaftar pertama pada 9 Januari. Kharitonov bergabung dengan mereka pada tanggal yang sama. Semuanya adalah anggota partai yang diwakili di majelis rendah parlemen Rusia, CPRF, LDPR dan New People, sehingga tidak perlu mengumpulkan tanda tangan.
Kandidat lain mulai mengumpulkan tanda tangan dan dokumen pendaftaran setelah tanggal 22 Januari, dengan batas waktu 31 Januari. Pada saat itu, calon yang mencalonkan diri melalui jalur independen, diharapkan menunjukkan 300.000 tanda tangan untuk mendukung mereka, sementara calon dari luar partai parlemen memerlukan 100.000 tanda tangan.
Akhir bulan lalu, Sekretaris CEC Natalya Budarina menjelaskan, sebagaimana diwajibkan oleh undang-undang, 60.000 tanda tangan dukungan telah dipilih secara acak untuk verifikasi dari 315.000 tanda tangan yang dikumpulkan untuk Putin.
"Hasil verifikasi, 91 tanda tangan dari 60.000 orang dinyatakan tidak sah karena kesalahan informasi pemilih. 91 tanda tangan tidak sah tersebut merupakan 0,15 persen dari yang terverifikasi," jelasnya.
Lebih lanjut Budarina merinci, tidak ada tanda tangan palsu. Jumlah tanda tangan pemilih yang sah mencapai 314.909.
Sebelum batas waktu 31 Januari berakhir, tiga kandidat – Baburin, Sviridova dan Bogdanov – mengundurkan diri dari pencalonan.
Pada tanggal 8 Februari, CEC menolak pendaftaran bakal calon presiden Sergey Malinkovich dari Partai Komunis Rusia dan Boris Nadezhdin dari Partai Civic Initiative, dengan alasan tingginya persentase tanda tangan tidak sah yang diserahkan untuk mendukung mereka.
Persentase tersebut berada di atas batas yang diizinkan sebesar 5 persen (14,9 persen untuk Malinkovich dan 15,2 persen untuk Nadezhdin). Sementara, blogger Rada Russkikh dan Anatoly Batashev gagal ikut pencalonan, karena kurangnya jumlah tanda tangan yang dibutuhkan dan tidak memiliki dokumen tertentu.
BACA JUGA:
Diketahui, ini adalah pemilihan presiden kedelapan di Rusia. Jika dalam pemungutan suara Maret tidak ada pemenang mayoritas, putaran kedua akan digelar pada 7 April, sementara pemenang akan dilantik pada 7 Mei mendatang.
Bagi Kharitonov, ini adalah kali kedua dia berhadapan dengan Putin di arena pemilihan Presiden. Politisi senior ini pernah menjadi peserta Pilpres Rusia pada tahun 2004 silam. Dia menempati posisi kedua dengan raihan 13,80 persen suara, di bawah Putin dengan 71,91 persen. Selain keduanya, Pemilu 2004 diikuti oleh Sergey Glazyev (independen, 4,14 persen), Irina Khakamada (independe, 3,88 persen), Oleg Malyshkin (LDPR, 2,04 persen) dan Sergey Mironov (RPL, 0,76 persen), dikutip dari CEC.