Bagikan:

JAKARTA - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan siapa pun yang memenangi pemilihan presiden Amerika Serikat tahun depan, tidak akan mengubah kebijakan luar negeri negara itu terhadap Rusia, menepis kabar hubungan Donald Trump dengan Rusia, kendati dia juga mengkritisi jerat hukum yang dialami mantan presiden tersebut.

Berbicara di sela-sela gelaran forum ekonomi di Vladivostok, Presiden Putin mengatakan penuntutan terhadap Trump di Amerika Serikat bermotif politik dan menunjukkan "kebusukan" sistem politik AS.

Trump diketahui tengah menghadapi jerat hukum terkait dugaan upaya untuk membatalkan hasil Pemilu 2020, hingga pemberian uang tutup mulut kepada seorang bintang porno jelang Pemilu 2016. Total, Trump menghadapi 91 dakwaan dalam empat kasus di empat wilayah hukum negara bagian berbeda.

"Ini menunjukkan kebusukan sistem politik Amerika, yang tidak bisa berpura-pura mengajarkan orang lain tentang demokrasi," ujar Presiden Putin, dilansir dari Reuters 13 September.

"Segala sesuatu yang terjadi dengan Trump adalah penganiayaan yang bermotif politik terhadap saingan politiknya, begitulah adanya. Dan itu dilakukan di depan mata masyarakat AS dan seluruh dunia. Mereka hanya mengungkap masalah internal mereka," lanjut Presiden Putin.

Presiden Putin juga mengatakan, gagasan Trump memiliki hubungan khusus dengan Rusia adalah "omong kosong".

Kendati demikian, Pemimpin Kremlin tersebut mengatakan, siapa pun yang memenangkan Pemilu Negeri Paman Sam tahun depan, Ia memperkirakan tidak akan ada perubahan dalam kebijakan Washington terhadap Rusia.

"Tidak akan ada perubahan mendasar dalam arah kebijakan luar negeri Rusia, tidak peduli siapa presiden terpilih," ujar Presiden Putin.

"Pihak berwenang AS memandang Rusia sebagai musuh yang nyata," tandasnya.

"Tidak peduli siapa yang terpilih, vektor kebijakan AS yang anti-Rusia sepertinya tidak akan terpengaruh," kata Presiden Putin.

Diketahui, Trump sejauh ini merupakan kandidat calon presiden terdepan dari Partai Republik untuk Pemilu 2024. Sedangkan dari Partai Demokrat, petahana Presiden Joe Biden dipastikan akan maju kembali dalam kontestasi pemilihan presiden, tidak mengomentari proses hukum terhadap pesaingnya.