JAKARTA - Presiden Mahmoud Abbas kembali menegaskan pendudukan Israel di wilayah negaranya melanggar hukum internasional, dengan rakyat Palestina akan tetap berada di wilayahnya, saat berpidato di Majelis Umum PBB yang digelar di New York, Amerika Serikat Hari Kamis.
Dikatakannya, mereka yang berpikir perdamaian dapat terwujud di Timur Tengah tanpa rakyat Palestina menikmati hak-hak nasional dan sah, sepenuhnya adalah kesalahan besar.
"Pendudukan ini menantang resolusi Anda, melanggar prinsip-prinsip hukum internasional dan legitimasi internasional, serta berpacu dengan waktu untuk mengubah realitas historis, geografis, dan demografis di lapangan dengan tujuan melanggengkan pendudukan dan memperkuat apartheid," jelas Presiden Abbas, melansir situs PBB Jumat 22 September.
Lebih lanjut, Presiden Abbas juga menggaris bawahi tindakan keras yang dilakukan pemerintahan sayap kanan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, seperti penculikan orang, penghancuran rumah, pencurian sumber daya hingga penolakan pemulangan jenazah para martir.
"Kekuatan pendudukan juga dengan tergesa-gesa menggali terowongan di bawah dan di sekitar Masjid Al-Aqsa, mengancam keruntuhannya, atau runtuhnya sebagian darinya, yang akan menyebabkan kemarahan dengan konsekuensi yang tidak terhitung," urai Presiden Abbas.
"Kami telah berulang kali memperingatkan agar tidak mengubah konflik politik menjadi konflik agama, yang mana Israel akan memikul tanggung jawab penuh," tegasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden Abbas mendesak Majelis Umum untuk menggelar konferensi perdamaian internasional, yang dihadiri oleh semua negara yang berkepentingan untuk mencapai perdamaian di Timur Tengah.
"Itu mungkin merupakan kesempatan terakhir untuk menyelamatkan solusi dua negara dan mencegah situasi menjadi lebih buruk," sebut Presiden Abbas.
Pemimpin Palestina juga kembali meminta PBB dan Sekretariat Jenderal untuk menerapkan resolusi-resolusi tersebut, guna memberikan perlindungan bagi warga Palestina dan mendukung akses mereka ke pengadilan internasional, "karena situasi saat ini tidak dapat ditoleransi dan tidak dapat dipertahankan".
BACA JUGA:
Presiden Abbas mengingatkan Israel, pendudukan mengerikan yang dilakukan tidak akan bertahan lama, lantaran itu hanya ambisi dan khayalan.
"Rakyat Palestina akan tetap berada di tanah mereka, yang telah mereka huni selama ribuan tahun, dari generasi ke generasi. Mereka tidak bisa meninggalkan tanah mereka, dan jika ada yang harus meninggalkannya, pastilah penjajahnya," pungkas Presiden Abbas.