Terima Medali Kemerdekaan Pers, Menlu Retno Marsudi Tegaskan Lagi Posisi Indonesia Soal Palestina
Retno Marsudi menerima Medali Emas Kemerdekaan Pers yang sedianya diserahkan pada puncak HPN 2024, namun karena berhalangan diserahkan kembali di Kantor PWI Pusat. (Edy VOI)

Bagikan:

JAKARTA – Menlu Retno Marsudi kembali menegaskan posisi Indonesia soal konflik yang terjadi di Palestina. Menurutnya Indonesia tetap memberikan dukungan untuk kemerdekaan Palestina, karena kemerdekaan itu adalah hak yang harus dimiliki oleh Bangsa Palestina.

Hal itu dia tegaskan usai menerima secara langsung Medali Emas Kemerdekaan Pers yang diberikan dalam rangka Hari Pers Nasional (2024) yang penyerahan ulangnya dilakukan di Kantor PWI Pusat, Jakarta Kamis 29 Februari. Sedianya penghargaan ini diserahkan pada acara puncak HPN 2024 yang berlangsung Ecovention Ancol 20 Februari silam. Namun dia berhalangan hadir karena masih bertugas di mancanegara.

Menlu Retno Marsudi berfoto bersama jajaran pengurus PWI Pusat. (Edy VOI)
Menlu Retno Marsudi berfoto bersama jajaran pengurus PWI Pusat. (Edy VOI)

Setelah menjalankan tugas di berbagai forum internasional seperti melakukan pertemuan dengan Sekjen PBB di Doha, Qatar, lalu berlanjut ke pertemuan G20 di Brasil, kemudian diteruskan dengan menyampaikan pendapat hukum Indonesia soal pendudukan Israel di tanah Palestina pada forum Mahkamah Internasional (International Court of Justice – ICJ) di Den Haag Belanda. Setelah kembali ke tanah air, ia menyempatkan mampir ke kantor PWI Pusat. “Bangsa Palestina itu berhak menentukan nasibnya sendiri tanpa intervensi negara mana pun. Semua negara wajib menghormati itu,” tegasnya.

Ia juga menegaskan pendudukan Israel yang selama ini terjadi atas wilayah Palestina adalah pelanggaran hukum Internasional. “Apa yang dilakukan Israel selama ini secara ilegal menduduki wilayah Palestina adalah bentuk pelanggaran hukum internasional. Dalam forum ICJ saya tegaskan ini adalah pelanggaran hukum. Negara Barat tidak boleh menutup mata. Saya juga menyampaikan harapan besar pada hakim ICJ. Harapan untuk keadilan terakhir ada pada para hakim. Mereka adalah guardian of justice,” kata Retno Marsudi yang pada forum itu sengaja mengenakan syal keffiyeh khas Palestina dan bros kupu-kupu simbol kebebasan.

Karena itu, lanjut dia solusi dua negara adalah yang paling realistis untuk saat ini dalam menyelesaikan konflik Palestina - Israel. Apa yang dikemukakan oleh Israel terutama oleh PM Netanyahu soal satu negara adalah tidak realistis dan tidak akan menciptakan perdamaian seperti yang diinginkan banyak pihak selama ini.

Dalam kesempatan itu Ketua Umum PWI Pusat Hendry Ch Bangun menegaskan apa yang dilakukan Menlu Retno Marsudi di kancah Internasional dalam menyuarakan opini pemeritnah Indonesia untuk kemerdekaan Palestina dan persoalan lain di kancah internasionoal patut mendapat apresiasi. “Luar biasa apa yang sudah di perjuangkan Bu Retno dalam menyuarakan kepentingan Indonesia di forum-forum Internasional seperti G20, PBB, dan yang terakhir di forum ICJ di Den Haag Belanda,” katanya.

Bukan hanya kalangan tertentu, lanjut Hendry, kiprah Menlu juga diapresiasi oleh pengurus masjid di dekat rumahnya. “Kalau kalangan diplomat, politisi atau akademisi yang memberikan pujian mungkin sudah sering. Ini di grup WA masjid dekat rumah saya juga memberikan apresiasi atas kiprah beliau. Saya kira sudah pas sekali kalau penghargaan Kemerdekaan Pers ini diberikan kepada Bu Retno,” tegasnya. 

Menurut Hendry CH Bangun, Retno Marsudi adalah perempuan pertama yang menerima penghargaan ini. Sebelumnya tokoh yang pernah menerima adalah Susilo Bambang Yudhoyono (2009), Djoko Santoso (2010), Jokowi (2019), Doni Monardo (2022).