JAKARTA - Negara-negara Gerakan Non-Blok harus menjadi yang terdepan dalam mengakui Negara Palestina, menggunakan pengaruhnya untuk mendorong pengakuan dan bantuan bagi Palestina, kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.
Menlu Retno menyampaikan itu dalam Pertemuan Tingkat Menteri Komite GNB untuk Palestina, di Markas Besar PBB, New York, Amerika Serikat Hari Kamis.
"Negara-negara Gerakan Non-Blok (GNB) harus menggunakan pengaruhnya untuk membantu Palestina," kata Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Jumat 27 September.
Menurut Menlu RI, negara-negara GNB harus memanfaatkan pengaruh yang dimiliki, untuk memajukan dua hal utama, pertama, meningkatkan jumlah negara yang mengakui Palestina.
Kedua, mendorong implementasi efektif dari Resolusi Majelis Umum PBB ES-10/24, yang menuntut Israel untuk mengakhiri kehadiran ilegalnya di Wilayah Pendudukan Palestina.
"Pengakuan (terhadap Palestina) sangatlah penting. Pengakuan mengobarkan harapan kepada rakyat Palestina; merupakan langkah krusial menuju terciptanya Solusi Dua Negara, serta menciptakan tekanan politis bagi Israel untuk menghentikan kekejamannya," urai Menlu Retno.
BACA JUGA:
Lebih jauh, dalam pandangan Menlu Retno, negara-negara GNB harus menjadi negara- negara yang terdepan dalam memberikan pengakuan terhadap Palestina.
Diketahui, Komite Palestina GNB adalah salah satu Kelompok Kerja GNB yang antara lain beranggotakan Indonesia, Aljazair, Iran, Afrika Selatan, Zimbabwe, Malaysia, Kuba, India, Venezuela, Mesir dan Senegal.
GNB terdiri dari 121 negara yang secara formal tidak beraliansi dengan salah satu blok kekuatan besar tertentu. Dari antara negara-negara anggota GNB, hanya Palestina yang belum meraih kemerdekaan.