JAKARTA - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan negara-negara Non-Blok harus menghidupkan kembali Semangat Bandung dan meningkatkan pengaruhnya untuk membantu Palestina.
Itu dikatakan Menlu Retno saat menghadiri Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok (Non-Aligned Movement) di New York, Amerika Serikat pada Hari Senin.
"Kita harus menghidupkan kembali Semangat Bandung untuk menghadapi ketidakadilan yang terjadi terhadap Palestina, meningkatkan pengaruh multilateral kita, dan berfokus pada pembangunan kembali Palestina," kata Menlu Retno dalam keterangan Kementerian Luar Negeri Ri 24 September.
Lebih lanjut, Menlu Retno menyoroti ketidakberdayaan PBB untuk menghentikan serangan Israel terhadap rakyat Palestina selama 11 bulan terakhir.
"Sebagai kelompok negara terbesar di PBB, kita harus bertanya kepada diri kita sendiri: bagaimana kita dapat menghentikan ini semua?" tanya Menlu Retno.
Menlu Retno menyampaikan, apa yang tejadi di Palestina bukan hanya konflik, namun serangan terhadap fondasi dasar dari sistem multilateral. Menlu Retno juga menyoroti penerapan hukum internasional yang selektif dan lingkungan impunitas total yang membuat sebagian besar negara-negara Global South merasa frustrasi.
"Perpecahan geopolitik di antara kekuatan besar telah menciptakan situasi di mana hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional diabaikan, dan sebuah negara dapat bertindak dengan impunitas tanpa hukuman atau konsekuensi. Hal ini tidak dapat ditoleransi," tegasnya.
Menjelang peringatan 70 tahun Konferensi Asia Afrika Bandung pada tahun depan, Menlu Retno menegaskan pentingnya mengingat kembali Semangat Bandung, semangat solidaritas, perdamaian dan kerja sama antarbangsa untuk Palestina.
BACA JUGA:
"Ini saatnya bagi Gerakan Non Blok untuk mengambil langkah dalam kesatuan dan aksi nyata," ujar Menlu menutup pernyataannya.
Diketahui, Pertemuan Tingkat Menteri Gerakan Non-Blok dipimpin oleh Menlu Uganda, Odongo Jeje Abubakhar. Pertemuan dihadiri pejabat-pejabat negara anggota GNB seperti Perdana Menteri Palestina, Menlu Azerbaijan, Bangladesh, Malaysia, Maroko, Venezuela dan Kuba.
Hingga Senin, otoritas kesehatan Gaza mengonfirmasi, jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel sejak konflik terbaru pecah pada pada 7 Oktober 2023 sudah mencapai 41.455 orang, sementara korban luka-luka mencapai 95.878 orang, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, dikutip dari WAFA.