JAKARTA - Kepolisian Norwegia telah menerbitkan permintaan pencarian internasional untuk Rinson Jose, seorang pria Norwegia-India yang diduga terkait dengan penjualan pager kepada kelompok militan Lebanon Hizbullah yang meledak minggu lalu, kata mereka pada Hari Kamis.
Jose (39) menghilang saat dalam perjalanan kerja ke Amerika Serikat minggu lalu. Dia adalah pendiri perusahaan Bulgaria yang dilaporkan menjadi bagian dari rantai pasokan pager.
Ketika ditanya apa yang mereka lakukan untuk menemukan Jose, polisi mengatakan dalam email kepada Reuters: "Kemarin, 25 September, distrik kepolisian Oslo menerima laporan orang hilang terkait dengan kasus pager," seperti dikutip 27 September.
"Kasus orang hilang telah dibuka dan kami telah mengirimkan surat perintah internasional untuk orang tersebut," tambahnya.
Polisi kriminal Norwegia, Kripos, yang menangani permintaan internasional, mengonfirmasi kepada Reuters permintaan tersebut telah dikirim, namun menolak untuk menjelaskan lebih lanjut.
Ketika seseorang hilang di luar negeri, Kripos biasanya akan mengeluarkan peringatan global, atau yang disebut "Yellow Notice", tetapi juga dapat menghubungi mitra asingnya secara langsung tergantung pada keadaan, kata juru bicara Kripos kepada Reuters.
Polisi keamanan Norwegia (PST) juga meluncurkan penyelidikan awal minggu ini atas laporan sebuah perusahaan milik Norwegia terkait dengan penjualan pager.
Sementara itu, pihak Interpol tidak segera tersedia untuk dimintai komentar.
Sebelumnya, Jose menolak berkomentar tentang pager ketika dihubungi melalui telepon Rabu (18/9) lalu dan menutup telepon ketika ditanya tentang bisnis Bulgaria. Dia tidak membalas panggilan telepon dan pesan teks berulang kali.
Sementara itu, perusahaan tempatnya bekerja di Norwegia, DN Media Group mengatakan, dia pergi ke sebuah konferensi di Boston pada 17 September, dan perusahaan tersebut tidak dapat menghubunginya sejak 18 September. Dia bekerja di departemen penjualan grup tersebut.
Pada tahun 2022, Jose mendirikan perusahaan Norta Global Ltd., yang berbasis di Sofia, sebagaimana ditunjukkan oleh daftar perusahaan Bulgaria.
Bulgaria sendiri telah menyelidiki peran perusahaan tersebut dalam penyediaan pager jebakan, tetapi tidak menemukan bukti bahwa pager tersebut dibuat atau diekspor dari negara tersebut.
BACA JUGA:
Diketahui, Lebanon diguncang ledakan ribuan pager serta walkie-talkie dua hari berturut-turut pada Selasa dan Rabu pekan lalu.
Perangkat yang meledak itu digunakan oleh militan Hizbullah. Akibatnya, sedikitnya 39 orang tewas dan ribuan lainnya luka-luka.
Serangan itu secara luas diyakini telah dilakukan oleh Israel, yang tidak membenarkan atau membantah keterlibatannya.