Bagikan:

JAKARTA - Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan, Amerika Serikat masih menilai dampak dari serangkaian ledakan pager di Lebanon terhadap upaya negosiasi gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas dan mencegah konflik regional yang lebih luas.

Namun Menlu Blinken, yang berbicara di Mesir, di mana ia melakukan perjalanan untuk melakukan pembicaraan, mengatakan serangan Hari Selasa dan serangan-serangan mendadak lainnya baru-baru ini mengancam "menggagalkan" perundingan yang dipimpin oleh AS.

"Berkali-kali" ketika AS dan para mediator internasional lainnya percaya bahwa mereka membuat kemajuan dalam kesepakatan gencatan senjata untuk perang di Gaza, "kami telah melihat sebuah peristiwa yang membuat prosesnya lebih sulit, mungkin akan menggagalkannya," ujar Menlu Blinken menjawab pertanyaan tentang ledakan di Lebanon, melansir AP 18 September.

Para negosiator, Amerika Serikat, Mesir dan Qatar, telah membuat kemajuan dalam merumuskan rincian pertukaran yang akan membebaskan sandera Israel, Amerika dan sandera lainnya yang ditahan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan para tahanan Palestina yang berada dalam tahanan Israel.

Diberitakan sebelumnya, gelombang ledakan pager mengguncang Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur, semuanya merupakan benteng pertahanan Hizbullah, pada Hari Selasa.

"Kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, melansir BBC.

"Musuh yang berbahaya dan kriminal ini pasti akan mendapatkan pembalasan yang setimpal atas agresi yang penuh dosa ini, baik dari tempat yang diperhitungkan maupun yang tidak diperhitungkan," tambah pernyataan itu.

Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan, jumlah korban tewas bertambah jadi 12 jiwa, sementara 2.750 lainnya luka-luka dengan 200 di antaranya dalam keadaan kritis

Belakangan, badan intelijen Israel Mossad disebut memasang peledak di 5.000 pager yang dipesan Hizbullah beberapa sebulan sebelumnya. Pada Hari Selasa, ledakan terjadi pada sekitar 3.000 pager.

Menlu Blinken sendiri membantah Washington mengetahui rencana gelombang ledakan pager di Lebanon, mengutip The Times of Israel.

Menurut situs berita Axios, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menelepon Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin beberapa menit sebelum serangan, mengatakan Israel akan melakukan operasi di Lebanon, tetapi tidak memberikan rinciannya.