JAKARTA - Menteri Luar Negeri Antony Blinken membantah laporan yang menyebutkan Amerika Serikat mengetahui rencana serangan mematikan di Lebanon yang menyebabkan gelombang ledakan pager anggota Hizbullah.
"Amerika Serikat tidak mengetahui, dan tidak terlibat dalam, insiden ini. Kami masih mengumpulkan informasi dan fakta," kata Menlu Blinken dalam konferensi pers di Kairo, Mesir, melansir The Times of Israel 18 September.
Gelombang ledakan pager mengguncang Lebanon pada Hari Selasa. Menteri Kesehatan Lebanon Firas Abiad mengatakan, jumlah korban tewas bertambah jadi 12 jiwa, sementara 2.750 lainnya luka-luka dengan 200 di antaranya dalam keadaan kritis, dikutip dari AP.
"Secara umum, kami sudah sangat jelas dan kami tetap sangat jelas tentang pentingnya semua pihak menghindari langkah apa pun yang dapat semakin meningkatkan konflik yang sedang kami coba selesaikan di Gaza," kata Menlu Blinken.
Menlu Blinken juga mengatakan belum jelas dampak ledakan tersebut terhadap operasi kelompok Hizbullah yang didukung Iran tersebut.
Menurut situs berita Axios, Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant menelepon Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin beberapa menit sebelum serangan, mengatakan Israel akan melakukan operasi di Lebanon, tetapi tidak memberikan rinciannya.
Ia mengutip seorang pejabat AS yang mengatakan panggilan telepon dengan Menhan Gallant merupakan upaya untuk menghindari membiarkan Negeri Paman Sam sama sekali tidak tahu apa-apa.
Kemarin, juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller juga membantah keterlibatan AS.
"AS tidak terlibat di dalamnya. AS tidak mengetahui insiden ini sebelumnya, dan saat ini, kami sedang mengumpulkan informasi," kata Miller dalam jumpa pers.
Diberitakan sebelumnya, gelombang ledakan pager mengguncang Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur, semuanya merupakan benteng pertahanan Hizbullah.
BACA JUGA:
"Kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, melansir BBC.
"Musuh yang berbahaya dan kriminal ini pasti akan mendapatkan pembalasan yang setimpal atas agresi yang penuh dosa ini, baik dari tempat yang diperhitungkan maupun yang tidak diperhitungkan," tambah pernyataan itu.
Belakangan, badan intelijen Israel Mossad disebut memasang peledak di 5.000 pager yang dipesan Hizbullah beberapa sebulan sebelumnya. Pada Hari Selasa, ledakan terjadi pada sekitar 3.000 pager.