Bagikan:

JAKARTA - Peretasan hingga penanaman peledak sejauh ini diduga menjadi penyebab gelombang ledakan pager yang mengguncang Lebanon, dengan kelompok militan Hizbullah menuding Israel berada di balik peristiwa yang merenggut korban jiwa dan ribuan lainnya luka-luka tersebut.

Gelombang ledakan pager mengguncang Lebanon selatan, pinggiran selatan Beirut yang dikenal sebagai Dahiyeh dan Lembah Bekaa timur, semuanya merupakan benteng pertahanan Hizbullah, dikutip dari Reuters 18 September.

"Kami menganggap musuh Israel bertanggung jawab penuh atas agresi kriminal ini," kata Hizbullah dalam sebuah pernyataan pada Selasa malam, melansir BBC.

"Musuh yang berbahaya dan kriminal ini pasti akan mendapatkan pembalasan yang setimpal atas agresi yang penuh dosa ini, baik dari tempat yang diperhitungkan maupun yang tidak diperhitungkan," tambah pernyataan itu.

Hizbullah tidak mengatakan apa yang mereka yakini sebagai penyebab meledaknya pager tersebut. Sementara militer Israel enggan menanggapi pertanyaan tentang ledakan tersebut.

The Wall Street Journal mengutip sebuah sumber yang mengatakan, perangkat yang terkena dampak berasal dari kiriman baru yang diterima Hizbullah dalam beberapa hari terakhir.

Sementara, seorang pejabat Hizbullah juga mengatakan kepada surat kabar itu, beberapa orang merasakan pager memanas sebelum ledakan.

Baterai lithium-ion yang terlalu panas dapat terbakar, tetapi para ahli mengatakan meretas pager dan membuatnya terlalu panas biasanya tidak akan menyebabkan ledakan seperti itu.

Seorang mantan ahli amunisi militer Inggris, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, mengatakan kepada BBC, pager tersebut kemungkinan besar berisi antara 10g dan 20g bahan peledak berkekuatan tinggi kelas militer, yang disembunyikan di dalam komponen elektronik palsu.

Setelah dipersenjatai oleh sinyal, yang disebut pesan teks alfanumerik, orang berikutnya yang menggunakan perangkat tersebut akan memicu bahan peledak, kata ahli tersebut.

Ada pun The New York Times mengutip pejabat Amerika dan pejabat lainnya yang diberi pengarahan tentang operasi tersebut melaporkan, Israel menempatkan bahan peledak dalam sejumlah pager buatan Taiwan yang diimpor ke Lebanon dan ditujukan untuk Hizbullah, seperti dikutip dari CNN.

Bahan peledak tersebut ditanam di samping baterai di setiap pager, dan sebuah sakelar tertanam untuk meledakkannya dari jarak jauh, menurut The New York Times.

CNN sebelumnya melaporkan, pager yang meledak telah dibeli oleh Hezbollah dalam beberapa bulan terakhir, menurut sumber keamanan Lebanon.

Perangkat tersebut meledak secara bersamaan setelah menerima pesan pada Selasa sore.

David Kennedy, mantan analis intelijen Badan Keamanan Nasional AS mengatakan, ledakan yang terlihat dalam video yang dibagikan secara daring tampaknya "terlalu besar untuk menjadi peretasan langsung dan jarak jauh yang akan membebani pager dan menyebabkan ledakan baterai litium."

"Kemungkinan besar Israel memiliki operator manusia di Hizbullah. Pager tersebut akan ditanamkan dengan bahan peledak dan kemungkinan hanya akan meledak ketika pesan tertentu diterima," katanya.

"Kompleksitas yang dibutuhkan untuk melakukan ini luar biasa. Diperlukan banyak komponen intelijen dan eksekusi yang berbeda. Intelijen manusia (HUMINT) akan menjadi metode utama yang digunakan untuk melakukan ini, bersama dengan mencegat rantai pasokan untuk melakukan modifikasi pada pager," tambahnya.

Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, jumlah korban tewas akibat gelombang ledakan tersebut meningkat dari delapan menjadi sembilan pada Selasa malam sementara jumlah yang terluka tetap 2.750.

Terpisah, analis Timur Tengah di lembaga pemikir Chatham House yang berbasis di Inggris Lina Khatib mengatakan kepada BBC: "Israel telah terlibat dalam operasi siber terhadap Hizbullah selama beberapa bulan, tetapi pelanggaran keamanan ini adalah yang terbesar dalam skalanya."

Sedangkan Nicholas Blanford, peneliti senior yang berbasis di Beirut dari lembaga pemikir Amerika Atlantic Council, mengatakan: "Israel dalam satu serangan telah membuat ratusan bahkan ribuan pejuang Hizbullah tidak efektif dalam pertempuran, dalam beberapa kasus secara permanen."

Seiring peristiwa kemarin, otoritas Lebanon telah mendesak warga yang memiliki pager untuk membuangnya dan memperingatkan rumah sakit untuk "bersiaga tinggi," dan meminta petugas kesehatan untuk segera melaporkan diri ke tempat kerja untuk membantu menangani "sejumlah besar orang yang terluka."