JAKARTA - Sejumlah nama tokoh politik Iran masuk bursa bakal calon presiden, saat negara itu membuka pendaftaran untuk mencari pengganti mendiang Presiden Ebrahim Raisi yang meninggal dalam kecelakaan helikopter.
Menteri Dalam Negeri Iran Ahmad Vahidi mengatakan kepada TV pemerintah, pendaftaran bakal calon yang akan mengikuti pemilihan presiden bulan depan dibuka mulai Hari Kamis.
Sempat dipandang sebagai penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, pengambil keputusan tertinggi di Iran yang sudah menua, kematian Raisi yang tiba-tiba telah memicu perlombaan di antara kelompok garis keras untuk mempengaruhi pemilihan pemimpin berikutnya.
Setelah periode pendaftaran selama lima hari, Dewan Wali, yang mengawasi pemilihan umum dan legislasi, akan memeriksa para kandidat yang mencalonkan diri sebagai presiden.
"Proses pemeriksaan akan berlangsung selama tujuh hari dan kemudian para kandidat yang memenuhi syarat akan memiliki waktu hampir dua minggu untuk kampanye pemilu," kata Vahidi kepada TV pemerintah, melansir Reuters 30 Mei.
Setelahnya, Dewan Wali akan mempublikasikan daftar kandidat yang memenuhi syarat pada tanggal 11 Juni.
Para politisi moderat menuduh Dewan Wali yang beranggotakan 12 orang dari kelompok garis keras, mendiskualifikasi saingan-saingan dari para kandidat garis keras, yang diperkirakan akan mendominasi pemilihan presiden mendatang.
Jumlah pemilih mungkin akan terpukul oleh pilihan yang terbatas pada surat suara dan meningkatnya ketidakpuasan atas berbagai krisis politik, sosial dan ekonomi.
Dalam perpaduan yang kompleks antara penguasa ulama dan pejabat terpilih di Iran, Khamenei memiliki keputusan akhir untuk semua masalah negara seperti nuklir dan kebijakan luar negeri. Namun, presiden terpilih akan bertanggung jawab untuk mengatasi kesulitan ekonomi yang memburuk.
BACA JUGA:
Sejumlah nama diperkirakan akan masuk dalam bursa bakal calon presiden Iran. Penjabat Presiden Mohammad Mokhber, serta mantan ketua parlemen sekaligus penasihat Khamenei, Ali Larijani disebut-sebut media Iran bisa maju sebagai kandidat. Larijani dilarang maju dalam pemilihan presiden 2021.
Pendaftar lain dapat mencakup Parviz Fattah, seorang mantan anggota Garda Revolusi yang mengepalai sebuah dana investasi. Ada juga Saeed Jalili, seorang mantan kepala negosiator nuklir yang pada tahun 2001 mengelola kantor Khamenei selama empat tahun, kata orang dalam.
Selain itu, beberapa politisi moderat yang tidak terlalu populer kemungkinan besar akan mengikuti pemilihan bulan depan.