Bagikan:

JAKARTA - Presiden China Xi Jinping kembali menyerukan pembentukan negara Palestina dan konferensi perdamaian internasional, mengecam "penderitaan yang luar biasa" di Timur Tengah dan konferensi perdamaian, saat menerima para pemimpin negara Arab di Beijing.

"Sejak Oktober lalu, konflik Palestina-Israel meningkat drastis dan menyebabkan penderitaan yang luar biasa bagi masyarakat. Perang tidak boleh berlanjut tanpa batas waktu. Keadilan tidak boleh hilang selamanya," kata Presiden Xi saat membuka pertemuan para diplomat China dengan negara-negara Arab yang dihadiri sejumlah pemimpin kawasan Hari Kamis, melansir CNN 30 Mei.

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Xi juga menegaskan kembali seruan Negeri Tirai Bambu untuk pembentukan negara Palestina yang merdeka, serta dukungan Beijing terhadap "konferensi perdamaian internasional yang lebih luas, berwibawa dan efektif."

Pertemuan diplomatik di Beijing terjadi ketika perang Israel di Gaza masih menjadi fokus global yang mendesak, ketika pasukan Israel mengintensifkan operasi di Kota Rafah, sementara krisis kemanusiaan semakin memburuk dari hari ke hari.

Tiongkok, yang berupaya memperdalam hubungannya dengan Timur Tengah dalam beberapa tahun terakhir, memposisikan diri sejalan dengan dunia Arab dan negara-negara Selatan dalam konflik yang telah berlangsung hampir delapan bulan ini, mengkritik Israel dan menyerukan gencatan senjata.

Itu membuat Beijing berselisih dengan Amerika Serikat, yang telah lama menjadi kekuatan utama di kawasan dan pendukung utama Israel.

Dalam kesempatan yang sama, Presiden Xi juga memuji "keinginan bersama untuk era baru hubungan Tiongkok-Arab", mengatakan hubungan kedua pihak dapat menjadi "model untuk menjaga perdamaian dan stabilitas dunia."

"Di dunia yang bergejolak ini, hubungan damai muncul dari rasa saling menghormati, dan keamanan abadi dibangun atas dasar keadilan dan keadilan," kata Presiden Xi.

Total ada 22 delegasi hadir dalam pertemuan tingkat menteri bertajuk 'China-Arab States Cooperation Forum' yang digelar di Diaoyutai State Guesthouse ini.

Tercatat, sejumlah pemimpin Arab yang hadir yakni, Presiden Mesir Abdel-Fattah al-Sisi, Presiden Uni Emirat Arab Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa dan Presiden Tunisia Kais Saied