Bagikan:

JAKARTA - Beijing selalu berpihak pada perdamaian dan keadilan sehubungan dengan konflik Israel-Palestina, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin pada konferensi pers.

"Mengenai masalah konflik Israel-Palestina, China selalu berpihak pada perdamaian dan keadilan. Kami menjaga komunikasi yang erat dengan pihak-pihak terkait," jelasnya kepada TASS, seperti dikutip 8 November.

Itu disampaikan Wang Wenbin, menanggapi seruan Uni Eropa kepada China untuk memengaruhi Hamas dan Iran, guna menghindari eskalasi di Timur Tengah.

"Kami bekerja keras untuk menghentikan tembakan dan ledakan. Kami menyerukan pemulihan perdamaian," tegas Wang.

Dia menekankan, negara-negara di luar kawasan Timur Tengah, terutama negara-negara besar, harus bersikap obyektif dan tidak memihak, "bersama-sama memainkan peran konstruktif untuk meredakan ketegangan."

Mengenai masalah Timur Tengah, Tiongkok mendukung pembentukan negara Palestina merdeka yang memiliki kedaulatan penuh dalam perbatasan tahun 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

Pada Hari Senin, Ketua Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan pada konferensi tahunan para duta besar Uni Eropa, Negeri Tirai Bambu harus menggunakan pengaruhnya terhadap Hamas dan Iran untuk menghindari eskalasi di Timur Tengah.

Diketahui, Presiden China Xi Jinping dalam komentarnya mengenai krisis di Gaza bulan lalu mengatakan, solusi dua negara untuk membentuk Palestina merdeka adalah "jalan keluar mendasar" dari konflik Israel-Hamas.

"Prioritas utama saat ini adalah gencatan senjata sesegera mungkin, untuk menghindari konflik meluas atau bahkan tidak terkendali dan menyebabkan krisis kemanusiaan yang serius," kata Presiden Xi, mengutip CNN dari CCTV.

Sementara, Utusan Khusus China untuk Timur Tengah Zhai Jun mengatakan, krisis yang terjadi di Timur Tengah, tepatnya di Gaza, saat ini lantaran belum terjaminnya hak-hak warga Palestina.

"Alasan mendasar atas situasi konflik Palestina-Israel saat ini adalah hak-hak nasional sah rakyat Palestina belum terjamin," kata Zhai.