Bagikan:

JAKARTA - Israel akan memiliki tanggung jawab keamanan secara keseluruhan tanpa batas waktu di Jalur Gaza, Palestina, usai perang, klaim Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah wawancara.

PM Netanyahu mengatakan, Gaza harus diperintah oleh mereka yang tidak ingin melanjutkan cara-cara kelompok militan Hamas.

"Saya pikir Israel, untuk jangka waktu yang tidak terbatas, akan memikul tanggung jawab keamanan secara keseluruhan, karena kita telah melihat apa yang terjadi ketika kita tidak memilikinya," ujarnya dalam wawancara di ABC News, mengutip CNN 7 November.

Dalam kesempatan yang sama, PM Netanyahu kembali mengulangi, Israel tidak akan menyetujui gencatan senjata, sampai Hamas membebaskan seluruh sandera.

Kendati demikian, PM Netanyahu mengatakan dia terbuka untuk melakukan jeda singkat.

"Sejauh taktis jeda kecil, satu jam di sini, satu jam di sana. Kami sudah mengalaminya sebelumnya, saya kira, kami akan memeriksa keadaan untuk memungkinkan masuknya bantuan, bantuan kemanusiaan, atau sandera kami, sandera individu untuk pergi. Tapi saya rasa tidak akan ada gencatan senjata umum," urainya.

Sebelumnya, Menlu AS Antony Blinken mengatakan, pihaknya bersama sejumlah negara membahas berbagai kemungkinan perubahan terkait masa depan Gaza usai perang, dengan Hamas tidak lagi berkuasa di sana, tetapi Israel juga tidak menguasai wilayah kantong tersebut.

Apa yang paling masuk akal pada suatu saat, kata Blinken, adalah "Otoritas Palestina yang efektif dan direvitalisasi" untuk memiliki pemerintahan atas Gaza, namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah hal tersebut dapat dicapai.

"Dan jika Anda tidak bisa, maka ada pengaturan sementara lainnya yang mungkin melibatkan sejumlah negara lain di kawasan. Ini mungkin melibatkan badan-badan internasional yang akan membantu menyediakan keamanan dan pemerintahan," terang Menlu Blinken, dikutip dari Reuters.

Sedangkan juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby pekan lalu memastikan, Negeri Paman Sam tidak akan mengirim pasukan penjaga perdamaian ke Gaza.