Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan tidak akan ada gencatan senjata, sebelum Hamas membebaskan seluruh sandera, saat mayoritas warga negara itu menyalahkan dirinya atas konflik dengan kelompok militan Palestina tersebut.

Israel pada Hari Minggu menolak seruan untuk melakukan gencatan senjata di Gaza, dengan PM Netanyahu meminta seluruh sandera yang ditahan oleh Hamas, sekitar 240 orang, dibebaskan.

"Tidak akan ada gencatan senjata tanpa kembalinya para sandera," ujar PM Netanyahu, melansir Reuters 6 November.

Pekan lalu, juru bicara Brigade Brigade Izzuddin al-Qassam, sayap militer Hamas, Abu Ubaida mengatakan, Hamas hanya akan membebaskan para sandera jika Israel membebaskan semua tahanan Palestina.

Hamas juga dapat mengadakan pembicaraan mengenai kesepakatan "sebagian" mengenai para tawanan, tambahnya.

Sehari sebelumnya, pengunjuk rasa menggelar protes di depan kediaman PM Netanyahu, menyalahkannya serangan yang dilakukan oleh Hamas pada 7 Oktober lalu, percaya ia harus mengundurkan diri.

Sambil mengibarkan bendera Israel berwarna biru dan putih dan meneriakkan "Penjara sekarang!", ratusan massa menerobos penghalang polisi di sekitar kediaman Netanyahu di Yerusalem.

Di Tel Aviv, ribuan orang berdemonstrasi, mengibarkan bendera dan memegang foto beberapa tawanan di Gaza dan poster-poster dengan slogan-slogan seperti "bebaskan para sandera sekarang bagaimanapun caranya", sementara massa meneriakkan, "bawa mereka pulang sekarang".

Ofri Bibas-Levy, yang saudara laki-lakinya bersama putranya yang berusia empat tahun Ariel, serta putranya yang berusia 10 bulan Kfir, disandera oleh Hamas, mengatakan kepada Reuters, dia datang untuk menunjukkan dukungan bagi keluarganya.

"Kami tidak tahu di mana mereka berada, kami tidak tahu dalam kondisi apa mereka disimpan. Saya tidak tahu apakah Kfir mendapat makanan, saya tidak tahu apakah Ariel mendapat cukup makanan. Mereka masih sangat kecil," kata Bibas-Levy.

Sebelum konflik di Gaza pecah, protes terhadap PM Netanyahu, termasuk mengenai rencananya untuk mengubah sistem peradilan, menyebabkan ratusan ribu orang turun ke jalan-jalan di kota-kota Israel.

Pada Hari Sabtu, jajak pendapat yang dilakukan oleh Channel 13 Television Israel menunjukkan 76 persen warga Israel berpendapat, PM Netanyahu, yang kini menjabat perdana menteri untuk keenam kalinya, harus mengundurkan diri, dengan 64 persen mengatakan negara tersebut harus mengadakan pemilu segera setelah perang.

Ketika ditanya siapa yang paling bersalah atas serangan itu, 44 persen warga Israel menyalahkan PM Netanyahu, sementara 33 persen menyalahkan kepala staf militer dan pejabat senior IDF, sedangkan 5 persen menyalahkan Menteri Pertahanan.