Bagikan:

JAKARTA - Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei serta Dewan Wali pada Hari Senin menyetujui Wakil Presiden Mohammad Mokhber untuk menjalankan tugas kepresidenan, usai kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Ebrahim Raisi.

Juru bicara Dewan Wali Iran Hadi Tahan Nazif mengumumkan, menurut Konstitusi, wakil presiden akan mengambil alih jabatan presiden sementara dengan persetujuan Pemimpin Tertinggi.

Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyetujui Wakil Presiden Mohammad Mokhber untuk mengambil alih jabatan presiden sementara sepeninggal mendiang Presiden Raisi, dikutip dari IRNA 20 Mei.

Tahan Nazif dalam sebuah wawancara pada Hari Senin mengatakan, dengan persetujuan Pemimpin Tertinggi, sebuah dewan yang terdiri dari ketua kehakiman Iran, ketua parlemen dan wakil presiden akan mengambil tindakan untuk Pemilu dalam waktu 50 hari ke depan.

Dia mengatakan, seperti yang dikatakan oleh Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, "Bangsa Iran tidak perlu khawatir. Tidak akan ada gangguan terhadap operasional negara."

Menurut Pasal 131 Konstitusi Iran, dalam hal presiden meninggal, dipecat, mengundurkan diri, tidak hadir, atau sakit lebih dari dua bulan, atau ketika masa jabatannya telah berakhir dan presiden baru belum terpilih karena jika ada hambatan, atau keadaan lain yang serupa, wakil presiden akan mengambil alih wewenang dan fungsi presiden dengan persetujuan Pemimpin Tertinggi.

Apabila wakil presiden meninggal dunia, atau hal-hal lain yang menghalanginya menjalankan tugasnya, atau bila presiden tidak mempunyai wakil presiden, Pemimpin Tertinggi mengangkat orang lain untuk menggantikannya.

Sebelumnya, Presiden Iran Ebrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hossein Amir-Abdollahian dilaporkan tewas dalam kecelakaan helikopter di provinsi barat laut Azarbaijan Timur.

Helikopter yang membawa keduanya jatuh pada Hari Minggu di hutan Dizmar, terletak di antara Kota Varzaqan dan Jolfa di Provinsi Azarbaijan Timur. Selain Presiden Raisi dan Menlu Amir-Abdollahian, helikopter itu juga membawa Gubernur Azarbaijan Timur Malek Rahmati, pemimpin Salat Jumat di Kota Tabriz Seyyed Mohammad Ali Al-e Hashem, dan anggota tim pengawal presiden Mahdi Mousavi. Pilot, co-pilot, dan awak helikopter juga berada di dalam helikopter tersebut.

Kecelakaan itu terjadi setelah Presiden Raisi dan delegasi pendampingnya kembali dari upacara peresmian bendungan di Sungai Aras bersama Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.