Bagikan:

JAKARTA - Presiden Taiwan Lai Ching-te meminta China untuk menghentikan intimidasi politik dan militer terhadap Taiwan, saat dirinya dilantik pada Hari Senin, mengatakan perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan Beijing harus menghormati pilihan rakyat Taipei.

Presiden Lai berpidato di hadapan massa di luar kantor kepresidenan di pusat Kota Taipei, mengulangi seruan untuk melakukan pembicaraan dengan China, yang memandang Taiwan sebagai wilayahnya sendiri.

"Saya juga ingin mendesak Tiongkok untuk berhenti mengintimidasi Taiwan secara politik dan militer, dan mengambil tanggung jawab global bersama Taiwan untuk bekerja keras menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan dan di kawasan, untuk memastikan dunia tanpa rasa takut terhadap Taiwan. perang pecah," katanya, melansir Reuters 20 Mei,

"Kami juga ingin menyatakan hal ini kepada dunia: Taiwan tidak memberikan konsesi terhadap demokrasi dan kebebasan. Perdamaian adalah satu-satunya pilihan dan kemakmuran adalah tujuan kami untuk perdamaian dan stabilitas jangka panjang," tandasnya.

Belum ada reaksi langsung dari Tiongkok, yang berulang kali menyebut Lai sebagai "separatis" yang mempertaruhkan perang menjelang pemilihannya pada Bulan Januari.

Lai, yang menggantikan Tsai Ing-wen setelah menjabat sebagai wakil presiden selama empat tahun terakhir mengatakan, masyarakat harus realistis terhadap ancaman tersebut, dengan Taiwan harus menunjukkan tekadnya untuk mempertahankan diri.

"Sesama warga, kita punya cita-cita untuk mengupayakan perdamaian, tapi kita tidak boleh berilusi," ujarnya.

"Sebelum Tiongkok berhenti menggunakan kekuatan untuk menyerang Taiwan, warga negara harus memahami hal ini: Sekalipun kami menerima semua klaim Tiongkok dan menyerahkan kedaulatan kami, ambisi Tiongkok untuk mencaplok Taiwan tidak akan hilang," tandasnya.

Dikenal dengan nama Inggrisnya, William, Lai (64) yang merupakan mantan dokter dilantik bersama Wakil Presiden baru Hsiao Bi-khim, dikutip dari CNN.

"Masa depan Republik Tiongkok Taiwan akan ditentukan oleh 23 juta penduduknya. Masa depan yang kita putuskan bukan hanya masa depan bangsa kita, tapi masa depan dunia," serunya menggunakan nama resmi Taiwan.

Lai menang atas saingannya di partai oposisi Kuomintang (KMT) dan Partai Rakyat Taiwan dalam pemilu Bulan Januari.

Diketahui, pelantikan Hari Senin dihadiri sejumlah perwakilan negara sahabat, seperti mantan pejabat Amerika Serikat yang diutus oleh Presiden Joe Biden, anggota parlemen dari negara-negara termasuk Jepang, Jerman dan Kanada, serta para pemimpin dari 12 negara yang masih menjalin hubungan diplomatik formal dengan Taiwan, termasuk Presiden Paraguay Santiago Pena.