Bagikan:

JAKARTA - Taiwan menegaskan tidak ingin berperang dengan Beijing. Kebijakan Taipe adalah membangun kemampuan pertahanan defensif dan pencegahan multi-level untuk mempersulit China merebut pulau itu.

Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo mengatakan negaranya menghadapi peningkatan tekanan militer dan politik dari Beijing untuk menerima klaim kedaulatan yang ditolak oleh pemerintah di Taipei.

Presiden Taiwan Lai Ching-te pada Minggu, 16 Juni, mengatakan China memandang aneksasi dan “penghapusan” Taiwan sebagai tujuan nasional yang besar, dan mengatakan kepada kadet militer Taiwan untuk tidak menyerah pada sikap kalah “pertempuran pertama adalah pertempuran terakhir.”

Ketika ditanya wartawan di parlemen berapa lama Taiwan dapat bertahan tanpa dukungan AS jika terjadi serangan Tiongkok, Koo mengatakan itu bukanlah inti dari strategi mereka.

“Strategi kami, hipotesis kami, adalah perang asimetris untuk membangun pencegahan multi-domain, dan selama proses ini melemahkan kemampuan Tiongkok untuk melakukan invasi,” katanya dilansir Reuters, Senin, 17 Juni.

Sebagai bagian dari reformasi militer yang sedang berlangsung, Taiwan mempromosikan gagasan "perang asimetris", untuk membuat pasukannya, yang jauh lebih kecil dibandingkan China, lebih dinamis dan sulit diserang, misalnya dengan rudal dan drone yang dipasang di kendaraan.