JAKARTA - Seorang pria China yang ditangkap setelah speedboatnya memasuki pelabuhan Taipei secara ilegal, ternyata mantan kapten angkatan laut yang diduga sedang menyelidiki pertahanan pulau itu, kata pejabat senior Taiwan pada Hari Selasa.
Penjaga pantai Taiwan menangkap pria itu pada Hari Minggu di lingkungan pesisir Tamsui, setelah kapalnya memasuki sungai yang mengarah ke Taipei.
Kepala Dewan Urusan Kelautan Taiwan, yang mengelola penjaga pantai, Kuan Bi-ling mengatakan kepada wartawan di parlemen, pria tersebut "cukup sopan dan berpenampilan baik" dan sebelumnya pernah menjadi kapten angkatan laut China.
"Melihat akumulasi kasus di masa lalu, kami tidak dapat mengesampingkan bahwa ini adalah sebuah ujian," katanya, mengacu pada kemampuan Taiwan untuk menemukan kapal-kapal semacam itu, melansir Reuters 11 Juni.
Selama sekitar satu tahun terakhir telah terjadi 18 kasus serupa, sebagian besar melibatkan pulau-pulau yang dikuasai Taiwan yang terletak di sebelah pantai China, kata Kuan.
Sementara, Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo, yang juga berbicara kepada wartawan di parlemen, mengatakan insiden kapal itu bisa menjadi contoh lain dari taktik "zona abu-abu" Negeri Tirai Bambu terhadap pulau itu.
Terpisah, Kantor Urusan Taiwan di Tiongkok maupun Kementerian Pertahanannya tidak segera menanggapi permintaan komentar terkait ini.
Taiwan telah mengeluh dalam beberapa tahun terakhir, terkait apa yang disebut peperangan zona abu-abu yang digunakan Beijing yang dirancang untuk melelahkan musuh dengan taktik tidak teratur tanpa menggunakan pertempuran terbuka, seperti balon pengintai yang mengambang di atas pulau itu.
"Taktik zona abu-abu ini selalu ada," kata Koo.
"Kita harus selalu menjaga kewaspadaan kita dan tidak dapat mengesampingkan kemungkinan mengambil tindakan balasan," tandasnya.
BACA JUGA:
Pada Bulan Maret, dua nelayan Taiwan tersesat ke perairan Tiongkok di dekat kepulauan Kinmen yang dikuasai Taiwan, yang terletak di sebelah pantai Tiongkok. Salah satunya, seorang perwira militer Taiwan, masih ditahan di Tiongkok, sementara yang lainnya dibebaskan segera setelah itu.
Diketahui, peristiwa ini terjadi di tengah ketegangan yang sedang berlangsung antara Taiwan dan China.
China sendiri memandang pulau yang diperintah secara demokratis itu sebagai wilayahnya sendiri. Namun, Taipei tegas menolak klaim itu.