Bagikan:

JAKARTA - China sedang membangun kapasitasnya untuk mengubah latihan militer menjadi serangan besar-besaran dengan cepat, kata seorang pejabat keamanan senior Taiwan, memberikan penilaian Pemerintah Taipei tentang maksud strategis di balik latihan perang Negeri Tirai Bambu di sekitar wilayah mereka pekan ini.

China, yang memandang Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai wilayahnya sendiri, menggelar latihan skala besar pada Hari Senin yang dikatakan merupakan merupakan peringatan terhadap "tindakan separatis" menyusul pidato Hari Nasional minggu lalu oleh Presiden Taiwan Lai Ching-te.

Taiwan selama lima tahun terakhir mengeluhkan aktivitas militer China yang hampir setiap hari di sekitar pulau tersebut, termasuk sedikitnya empat putaran latihan perang besar dan "patroli kesiapan tempur gabungan" secara teratur.

"Mereka meningkatkan pembangunan kapasitas mereka untuk mengubah latihan militer menjadi konflik," kata pejabat tersebut dalam sebuah pengarahan di Taipei, yang meminta anonimitas agar dapat berbicara lebih terbuka, melansir Reuters 17 Oktober.

Taiwan melaporkan rekor 153 pesawat China ikut serta dalam latihan tersebut, dan pejabat tersebut menambahkan 25 kapal angkatan laut dan penjaga pantai China juga mendekati zona bersebelahan Taiwan sejauh 24 mil (39 km).

"Mereka mendekati Taiwan dengan sangat dekat. Mereka meningkatkan tekanan mereka terhadap Taiwan dan mempersingkat waktu respons Taiwan," kata pejabat tersebut.

"Latihan ini menghadirkan ancaman yang lebih besar daripada sebelumnya bagi Taiwan," tambahnya.

Pejabat tersebut mengatakan selama latihan tersebut, China meluncurkan dua rudal ke wilayah pedalaman yang tidak disebutkan, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

"Meskipun mereka tidak menembakkan rudal ke Taiwan kali ini, mereka berlatih meluncurkan rudal," kata pejabat tersebut.

Kementerian Pertahanan China tidak segera menanggapi permintaan komentar. Pada Hari Senin, mereka berjanji untuk mengambil tindakan lebih lanjut sebagaimana diperlukan terhadap Taiwan.

Sementara pada Hari Rabu, Kantor Urusan Taiwan China mengatakan Beijing tidak akan pernah berkomitmen untuk menghentikan penggunaan kekuatan atas Taiwan.

Pejabat Taiwan mengatakan intelijen mereka sendiri telah mendeteksi tanda-tanda latihan militer Tiongkok sebelumnya dan mengerahkan sejumlah aset termasuk peluncur rudal bergerak ke sejumlah lokasi strategis sebelum Beijing mengumumkan latihan perang tersebut sekitar dini hari pada Hari Senin.

Presiden Lai dan pemerintahannya menolak klaim kedaulatan Beijing dengan mengatakan, hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka. Presiden Lai telah berulang kali menawarkan pembicaraan, tetapi ia telah ditolak oleh Tiongkok.

Dalam sebuah laporan kepada parlemen pada Hari Kamis, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan Tiongkok saat ini mengadakan tiga hingga empat "patroli kesiapan tempur gabungan" per bulan di sekitar Taiwan, dalam sebuah langkah yang digambarkan oleh kementerian tersebut sebagai "provokasi dan peningkatan ancaman terhadap militer kita".

Terpisah, Menteri Pertahanan Taiwan Wellington Koo, ketika ditanya kapan Tiongkok dapat mengadakan latihan perang berikutnya, mengatakan kepada wartawan latihan itu dapat dilakukan kapan saja dan dengan dalih apa pun.

"Ini menunjukkan sifat hegemonik mereka, yang dapat kita semua lihat dengan sangat jelas," kata Menhan Koo.

Militer telah memasukkan sebuah rencana, dalam latihan perang tahunan Han Kuang, tentang cara-cara untuk melawan waktu respons yang dipadatkan jika Tiongkok tiba-tiba mengubah latihannya menjadi serangan nyata, tambahnya.

Seorang diplomat yang bermarkas di Taipei yang memahami isu keamanan di kawasan tersebut mengatakan latihan perang Beijing menghadirkan "ancaman besar" karena melalui latihan tersebut, militer China dengan cepat membangun mobilisasi dan kemampuan tempurnya.

"Keadaan kesiapan permanen semakin tinggi, mereka dapat beralih dari tidak melakukan apa-apa ke latihan perang dalam waktu singkat," kata diplomat tersebut, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena sensitivitas masalah tersebut.