Bagikan:

JAKARTA - Israel memiliki hak untuk menargetkan kelompok militan Hizbullah meskipun mungkin bersembunyi di gedung-gedung sipil di Lebanon, tetapi cara-cara yang dilakukan harus tetap memperhatikan perlindungan terhadap warga sipil, kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller pada Hari Rabu.

Ketika ditanya dalam jumpa pers reguler tentang serangan udara Israel yang menghancurkan kantor pusat kota di Kota Nabatieh, Lebanon selatan yang menewaskan 16 orang termasuk wali kota, Miller mengatakan dia tidak dapat mengomentari serangan khusus tersebut, tetapi "kami tidak ingin melihat bangunan sipil hancur."

"Kami memahami bahwa Hizbullah terkadang beroperasi dari bawah rumah-rumah warga sipil, di dalam rumah-rumah warga sipil. Kami telah melihat rekaman yang muncul selama dua minggu terakhir tentang roket dan senjata militer lainnya yang disimpan di rumah-rumah warga sipil," katanya, melansir Reuters 17 Oktober.

"Israel memang memiliki hak untuk mengejar target yang sah tersebut, tetapi mereka perlu melakukannya dengan cara yang melindungi infrastruktur sipil, melindungi warga sipil," tambah Miller.

Washington mendukung serangan terbatas oleh Israel untuk menyerang dan melemahkan Hizbullah, tetapi AS menentang kampanye pengeboman besar-besaran di Beirut dan serangan yang tidak menghindari kerugian warga sipil, kata Miller.

Sebelumnya, pejabat Lebanon mengecam serangan Hari Rabu, yang juga melukai lebih dari 50 orang di Nabatieh, ibu kota provinsi, mengatakan itu adalah bukti kampanye Israel melawan kelompok bersenjata Hizbullah sekarang bergeser untuk menargetkan Negara Lebanon.

Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati mengatakan, serangan itu mengenai warga sipil yang sedang berkumpul untuk mengoordinasikan upaya bantuan.

Miller mengatakan, jika Israel secara sengaja menargetkan pertemuan seperti itu, itu akan "tidak dapat diterima," tetapi mengatakan keadaannya perlu diverifikasi.

Terpisah, Menteri Pertahanan Yoav Gallant, dalam kunjungan ke Israel utara dekat perbatasan, mengatakan Israel tidak akan menghentikan serangannya terhadap Hizbullah untuk memungkinkan negosiasi.

"Hizbullah dalam kesulitan besar," kata Menhan Gallany menurut pernyataan dari kantornya.

"Kami akan berunding hanya di bawah tekanan. Saya sudah mengatakannya sejak hari pertama, saya mengatakannya di Gaza, dan saya mengatakannya di sini," tandasnya.