Bagikan:

JAKARTA - Kepala badan pengungsi PBB (UNHCR) Filippo Grandi mengatakan pada Hari Minggu, serangan udara Israel terhadap Lebanon telah melanggar hukum humaniter internasional (HHI) dengan menghantam infrastruktur sipil dan menewaskan warga sipil.

"Sayangnya, banyak contoh pelanggaran hukum humaniter internasional dalam cara serangan udara dilakukan yang telah menghancurkan atau merusak infrastruktur sipil, telah menewaskan warga sipil, telah berdampak pada operasi kemanusiaan," katanya kepada media di Beirut, melansir Reuters 7 Oktober.

Grandi berada di Lebanon saat negara itu berjuang mengatasi pengungsian lebih dari 1,2 juta orang akibat perluasan operasi udara dan darat Israel yang katanya menargetkan kelompok militan Hizbullah.

Pertempuran sebelumnya sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan Israel-Lebanon, bersamaan dengan perang Israel di Gaza melawan kelompok Palestina Hamas.

Lebih lanjut Grandi mengatakan, semua pihak dalam konflik dan mereka yang memiliki pengaruh terhadap mereka harus "menghentikan pembantaian yang terjadi baik di Gaza maupun di Lebanon saat ini".

Grandi mengatakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberi pengarahan kepadanya "tentang pelanggaran berat HHI khususnya terhadap fasilitas kesehatan yang telah terdampak di berbagai lokasi di Lebanon."

Serangan terhadap rumah-rumah warga sipil mungkin juga merupakan pelanggaran, meskipun masalah tersebut memerlukan penilaian lebih lanjut, katanya.

Lebih dari 2.000 orang tewas dan hampir 10.000 lainnya terluka di Lebanon dalam pertempuran hampir setahun, sebagian besar dalam dua minggu terakhir, kata kementerian kesehatan Lebanon. Sementara, Israel mengatakan sekitar 50 warga sipil dan tentara tewas.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan kemampuan militer dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko bahaya bagi warga sipil, menuduh Hizbullah dan Hamas bersembunyi di antara warga sipil, hal dibantah militan. Sementara, otoritas Lebanon mengatakan warga sipil telah menjadi sasaran.

Pertempuran tersebut telah menyebabkan sekitar 220.000 orang menyeberangi perbatasan Lebanon dengan Suriah, 70 persen di antaranya adalah warga Suriah dan 30 persen warga Lebanon, kata Grandi, menambahkan itu perkiraan konservatif.

Pengeboman Israel di perbatasan utama dengan Suriah di Masnaa pada Hari Jumat merupakan "rintangan besar" bagi arus orang yang terus berlanjut, katanya.