Bagikan:

JAKARTA - Setelah konflik terbaru kelompok militan Palestina dan Israel pecah di Gaza, Kepala UNICEF memperingatkan anak-anak di wilayah kantong Palestina itu akan menghadapi "tantangan pascagenerasi" akibat konflik tersebut.

"Jika Anda benar-benar melihat Gaza melalui mata seorang anak, itu adalah neraka," kata direktur eksekutif UNICEF Catherine Russell kepada CBS News "Face the Nation" pada Hari Minggu, mencatat banyaknya korban tewas dan pengungsian keluarga, serta kurangnya makanan dan air bersih yang berkelanjutan, melansir Reuters 7 Oktober.

"Mereka sangat trauma dengan apa yang terjadi," kata Russell.

"Bahkan jika kita bisa mendapatkan lebih banyak pasokan di sana, trauma yang dialami anak-anak ini akan menjadi tantangan seumur hidup dan bahkan pascagenerasi bagi mereka," tandasnya.

Konflik terbaru di Gaza pecah usai kelompok militan Palestina yang dipimpin Hamas menyerang wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023, menyebabkan sekitar 1.200 orang tewas 250 lainnya disandera menurut penghitungan Israel.

Di sisi lain, otoritas Palestina mengumumkan pada Hari Minggu, serangan balasan Israel sejauh ini telah menewaskan 41.870 orang Palestina dan 97.166 lainnya luka-luka, kebanyakan adalah perempuan dan anak-anak, dikutip dari WAFA.

Russell mengatakan tetap "sangat berbahaya" untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bantuan di Gaza. Namun, ia memuji organisasinya dengan "kisah sukses" dalam memvaksinasi ribuan anak untuk polio di daerah tersebut.

Mengenai operasi militer Israel di Lebanon yang menargetkan kelompok Hizbullah, kepala UNICEF mengatakan "kecepatan dan intensitasnya mengejutkan" dan "itu membuat kami kesulitan" untuk menjangkau sekitar 1 juta orang yang mengungsi di sana.

"Saya merasa yakin saat ini bahwa kami dapat memenuhi kebutuhan tetapi butuh usaha yang sangat besar dari pihak kami untuk melakukannya," kata Russell.