JAKARTA - Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell mengatakan pada Hari Rabu, pelanggaran berat terjadi terhadap anak-anak dalam konflik di Jalur Gaza, Palestina, sehari setelah mengunjungi wilayah tersebut.
"Pihak-pihak yang berkonflik melakukan pelanggaran berat terhadap anak-anak; hal ini termasuk pembunuhan, pencacatan, penculikan, penyerangan terhadap sekolah dan rumah sakit, hingga penolakan akses kemanusiaan, yang semuanya dikutuk oleh UNICEF," ujarnya dalam sebuah pernyataan, melansir CNN 15 November.
Russell melanjutkan, selain ribuan anak yang tewas dan terluka, banyak juga yang hilang dan diyakini terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang hancur, yang disebutnya sebagai "akibat tragis dari penggunaan senjata dan peledak di daerah padat penduduk."
Lebih jauh dikatakannya, staf UNICEF terus melanjutkan pekerjaan mereka atas nama anak-anak Gaza, meskipun mereka sendiri terkena dampak langsung dari konflik yang terjadi.
"Banyak orang, termasuk staf kami dan keluarga mereka, kini tinggal di tempat penampungan yang penuh sesak dengan sangat sedikit air, makanan atau sanitasi yang layak, kondisi yang dapat menyebabkan wabah penyakit," paparnya.
Russell pun menyerukan gencatan senjata segera diwujudkan, untuk memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai Jalur Gaza, terutama bahan bakar. Itu sangat diperlukan untuk rumah sakit hingga proses desalinasi air.
BACA JUGA:
Diketahui, Kementerian Kesehatan Palestina di Ramallah menyebut 11.225 warga Palestina tewas sejak konflik di Gaza dimulai, dengan 4.630 di antaranya adalah anak-anak.
Sedangkan UNICEF mengatakan, lebih dari 700.000 anak-anak telah mengungsi dalam konflik yang dipicu serangan kelompok militan Hamas ke wilayah selatan Israel yang menyebabkan sekitar 1.400 orang tewas dan 240 lainnya disandera.