JAKARTA - Badan anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) dalam laporan terbarunya menyebutkan, 90 persen atau 9 dari 10 anak-anak di Gaza menderita kemiskinan pangan yang parah, tidak bisa mengakses makanan yang cukup untuk mempertahankan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal.
"Di Jalur Gaza, perang selama berbulan-bulan dan pembatasan bantuan kemanusiaan telah menghancurkan sistem pangan dan kesehatan, yang mengakibatkan konsekuensi bencana bagi anak-anak dan keluarga mereka," kata UNICEF dalam sebuah pernyataan pada Hari Rabu, melansir CNN 6 Juni.
Pertempuran di seluruh wilayah kantong Palestina tersebut telah "menghancurkan lahan pertanian, membuat ternak kelaparan, menghancurkan armada penangkapan ikan, dan merusak fasilitas pemrosesan dan gudang makanan," menurut laporan tersebut.
Faktor-faktor ini, dikombinasikan dengan ditutupnya rute bantuan global yang biasanya memasok jalur tersebut, telah "merugikan jutaan orang," katanya.
UNICEF mengatakan lima putaran data yang dikumpulkan antara Desember 2023 dan April 2024 telah "secara konsisten mendapati" sembilan dari 10 anak bertahan hidup dengan dua atau lebih sedikit makanan per hari.
"Ini adalah bukti dampak mengerikan dari konflik dan pembatasan terhadap kemampuan keluarga untuk memenuhi kebutuhan pangan anak-anak – dan kecepatannya yang menempatkan anak-anak pada risiko kekurangan gizi yang mengancam jiwa," bunyi laporan itu, dikutip dari WAFA.
Laporan tersebut juga mengungkap sekitar 181 juta anak di bawah usia 5 tahun di seluruh dunia, mengalami kemiskinan pangan yang parah.
BACA JUGA:
"Anak-anak yang hidup dalam kemiskinan pangan yang parah adalah anak-anak yang hidup di ambang kehancuran. Saat ini, itulah kenyataan bagi jutaan anak kecil, dan ini dapat berdampak negatif yang tidak dapat dipulihkan pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan perkembangan otak mereka," kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell.
UNICEF juga meminta semua pemerintah dan mitra pembangunan dan kemanusiaan untuk bertindak memprioritaskan tindakan untuk mengakhiri kemiskinan pangan anak.