Bagikan:

JAKARTA - Perang kelompok militan Hamas dengan Israel di Jalur Gaza, Palestina telah menyebabkan risiko bagi wanita hamil dan menyusui yang bisa berdampak terhadap anak, membuat badan pengungsi PBB kembali menyerukan pentingnya gencatan senjata segera.

Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA) mengatakan dalam akun X-nya, lebih dari 150.000 wanita hamil menghadapi kondisi sanitasi yang buruk dan bahaya kesehatan di tengah agresi Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza dan pengungsian paksa.

"Habiba lahir di sebuah tenda kecil. Usianya 2 minggu dan berat badannya kurang dari 2 kg," cuit UNRWA di media sosial X seperti dikutip Selasa 14 Mei.

Tidak ada anak di dunia yang harus menderita seperti ini. Kami membutuhkan gencatan senjata segera," lanjut badan itu.

Badan Bantuan PBB memperingatkan, tingkat keputusasaan baru sedang terjadi di Gaza di bawah pengawasan dunia.

Menurut UNICEF, 95 persen perempuan hamil dan menyusui menghadapi kemiskinan pangan yang parah di Jalur Gaza yang dilanda perang, seperti dikutip dari WAFA.

Dana Kependudukan PBB baru-baru ini melaporkan, sebanyak 62 paket bantuan berisi bahan-bahan untuk melahirkan masih menunggu izin masuk melalui penyeberangan Rafah.

Diketahui, hingga Senin, jumlah korban tewas akibat agresi Israel di Jalur Gaza sejak 7 Oktober telah mencapai 35.091 jiwa dan lebih dari 78.827 orang terluka.