JAKARTA - Presiden Isaac Herzog mengatakan, Israel baru bisa pulih dari peristiwa 7 Oktober setelah para sandera yang diculik pada hari itu dibebaskan dari penahanan, usai ia meletakkan karangan bunga pada upacara peringatan para korban teror di Gunung Herzl Hari Senin.
Kelompok militan Palestina Hamas melancarkan serangan ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober 2023. Perhitung Israel mengatakan, akibat serangan tersebut, sekitar 1.200 orang tewas dan lebih dari 250 lainnya disandera kelompok militan.
"Pemulihan ini, yang penting bagi kita semua, sebagai sebuah bangsa dan negara, bukan hanya tentang menatap masa depan dan pembangunan kita, namun juga tentang memperbaiki masa kini," ujarnya, dikutip dari The Times of Israel 14 Mei.
"Dan hadiah kami tidak akan utuh, luka kami tidak akan sembuh, sampai semua sandera kembali, saudara dan saudari terkasih kami, yang berada dalam kesusahan dan tawanan," lanjut Presiden Herzog.
Lebih jauh ia menggambarkan peristiwa 7 Oktober adalah "serangan teroris paling keji" dalam sejarah Negara Israel, yang mana "seluruh keluarga diambil secara kejam dari kami."
"Serangan tanggal 7 Oktober adalah serangan terhadap hak dan kedaulatan kami di tanah air kami, di satu-satunya negara kami, Israel," katanya.
Berbicara kepada keluarga para korban, Presiden Herzog mengatakan "tidak ada seorang pun yang benar-benar dapat memahami besarnya kekosongan yang terbuka dalam hidup Anda."
"Peran kami, peran seluruh rakyat Israel, adalah mendukung Anda," ujar Presiden Herzog.
"Hal ini tentunya juga berlaku pada kewajiban moral yang mendalam terhadap para penyintas aksi permusuhan dan teror, serta kepada semua orang yang terkena dampaknya secara fisik dan mental, yang membutuhkan dukungan, bantuan, pendampingan, sumber daya, pengetahuan dan perhatian dari seluruh pihak untuk mencoba pulih dan hidup kembali," jelasnya.
Sehari sebelumnya Presiden Herzog mengatakan, orang-orang Yahudi selalu memimpikan perdamaian, tetapi selama perdamaian masih diserang, "kami tidak akan meletakkan pedang kami" saat mengikuti upacara Hari Peringatan di Tembok Barat, Yerusalem.
Presiden Herzog mengingat kembali pengorbanan yang dilakukan oleh ratusan tentara yang gugur yang terkubur di seluruh negeri sejak serangan 7 Oktober dan perang di Gaza.
BACA JUGA:
"Warga Israel, pada momen sakral ini, saya mengingatkan kita dan seluruh dunia: kita tidak pernah menginginkan atau memilih perang yang mengerikan ini. Bukan yang ini atau pendahulunya," kata Presiden Herzog.
"Yang kami inginkan hanyalah kembali ke Zion. Kami selalu memimpikan perdamaian dan hubungan bertetangga yang baik dengan semua masyarakat dan negara di kawasan ini, dan tidak kurang dari itu selamanya. Namun selama musuh berusaha menghancurkan kami, kami tidak akan meletakkan pedang," tandasnya.