Bagikan:

JAKARTA - UNICEF memperingatkan Israel atas desakan agar penduduk di Rafah, Gaza, mengungsi atau dievakuasi. UNICEF menyoroti nasib anak-anak yang tak punya lagi tempat aman di Gaza.

“Rafah sekarang menjadi kota bagi anak-anak, yang tidak punya tempat aman untuk pergi ke Gaza,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Catherine Russell dilansir dari CNN, Senin, 6 Mei.

“Jika operasi militer skala besar dimulai, anak-anak tidak hanya akan berisiko terkena kekerasan, tapi juga kekacauan dan kepanikan pada saat kondisi fisik dan mental mereka sudah melemah,” imbuhnya.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mendesak warga di Rafah timur untuk “segera mengungsi”, sehari setelah Menteri Pertahanan Israel Yoav Galant mengatakan kepada pasukan di Gaza akan ada “aksi intens” di kota selatan tersebut “dalam waktu dekat.”

Evakuasi tersebut merupakan persiapan untuk “operasi skala terbatas di wilayah Rafah Timur,” kata juru bicara internasional IDF Kolonel Nadav Shoshani.

 

Anak-anak tercatat merupakan separuh dari 1,2 juta populasi Rafah saat ini, “banyak dari mereka telah beberapa kali mengungsi dan berlindung di tenda-tenda atau perumahan informal dan tidak stabil,” menurut UNICEF.

Badan PBB tersebut mengatakan anak-anak “terbunuh dan terluka,” mengutip Kementerian Kesehatan Palestina yang mengatakan lebih dari 14.000 anak telah terbunuh sejak Oktober 2023.