Bagikan:

JAKARTA - Badan PBB untuk anak-anak UNICEF menekankan perlunya mengakhiri kekerasan terhadap anak-anak di Jalur Gaza, menyatakan tidak ada "tempat yang aman" bagi mereka di wilayah kantong Palestina itu, saat jumlah korban tewas akibat kampanye militer Israel terus bertambah.

Itu disampaikan dalam unggahan di X tentang pengeboman tenda-tenda pengungsi oleh pasukan Israel di halaman Rumah Sakit Syuhada Al-Aqsa di Deir al-Balah, Jalur Gaza bagian tengah.

"Hari ini, layar kita sekali lagi dipenuhi dengan laporan mengerikan tentang anak-anak yang terbunuh, terbakar, dan keluarga-keluarga yang keluar dari tenda-tenda yang dibom di Gaza. Hal ini seharusnya mengejutkan dunia hingga ke akar-akarnya," kata organisasi tersebut, dilansir dari WAFA 16 Oktober.

"Serangan terhadap tempat penampungan di Deir al-Balah dan di rumah sakit al-Aqsa, yang dilaporkan menewaskan 15 anak, membuktikan sekali lagi bahwa tidak ada tempat yang aman di Gaza," jelas UNICEF.

"Kekerasan memalukan terhadap anak-anak ini harus diakhiri sekarang," tandasnya.

Genosida Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza selama setahun telah menyebabkan lebih dari 140.000 orang terbunuh dan terluka, dan lebih dari 10.000 orang hilang, di tengah kehancuran besar-besaran dan kelaparan yang telah menewaskan puluhan anak-anak dan orang tua.

Terpisah, otoritas kesehatan di Gaza melaporkan pada Hari Selasa, jumlah korban tewas Palestina akibat serangan Israel sejak konflik terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 telah mencapai 42.344 jiwa dan 99.013 lainnya mengalami luka-luka, dengan mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak, seperti dikutip dari WAFA.