Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Unifikasi Korea Selatan pada Hari Selasa mengecam keras peledakan sebagian jalan yang menghubungkan kedua negara oleh Korea Utara sebagai pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian antar-Korea dan tindakan yang "sangat tidak normal".

Kementerian mengeluarkan pernyataan tersebut setelah Korea Utara meledakkan sebagian jalan Gyeongui dan Donghae di utara perbatasan antar-Korea sekitar tengah hari pada Hari Selasa. Pada Bulan Agustus, Korea Utara memutus jalur kereta api Gyeongui dan Donghae.

Kementerian Unifikasi menyesalkan pengulangan tindakan "regresif" Korea Utara tersebut, dengan mengutip tindakan sepihak Korea Utara pada tahun 2020 yang meledakkan kantor penghubung bersama di kota perbatasan Korea Utara, Kaesong.

"Ledakan yang dilakukan Korea Utara di bagian utara jalan Gyeongui dan Donghae merupakan pelanggaran yang jelas terhadap perjanjian antar-Korea dan tindakan yang sangat tidak normal. Kami mengutuk keras tindakan Korea Utara," kata kementerian, dilansir dari The Korea Times 16 Oktober.

Kedua Korea memiliki jalan dan rel kereta yang terhubung satu sama lain — di sepanjang Jalur Gyeongui, yang menghubungkan kota perbatasan barat Korea Selatan, Paju, dengan Kaesong di Korea Utara dan Jalur Donghae di sepanjang pantai timur.

Kementerian tersebut mengatakan, proyek untuk menghubungkan jalan dan rel kereta tersebut melibatkan pinjaman Korea Selatan senilai 133 juta dolar AS karena menyediakan peralatan konstruksi dalam bentuk pinjaman atas permintaan Korea Utara.

"Korea Utara masih memiliki kewajiban untuk membayar utang," kata kementerian tersebut.

"Semua tanggung jawab yang terkait dengan ledakan rute darat antar-Korea berada di tangan Korea Utara," lanjutnya.

Minggu lalu, Korea Utara bertekad untuk memutus semua jalur jalan raya dan rel kereta api yang terhubung ke Korea Selatan dan membangun struktur pertahanan garis depan, karena negara itu ingin "memisahkan sepenuhnya" wilayah Korea Utara dari wilayah Korea Selatan, yang disebut Pyongyang sebagai "negara musuh utama dan musuh utama yang tidak pernah berubah."