Bagikan:

JAKARTA - Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengatakan, komponen-komponen untuk sistem antirudal canggih mulai tiba di Israel pada Hari Senin dan akan segera beroperasi penuh dalam waktu dekat, menurut pernyataan pada Hari Selasa.

"Dalam beberapa hari mendatang, tambahan personel militer AS dan komponen baterai THAAD akan terus berdatangan ke Israel," kata juru bicara Pentagon Mayor Jenderal Pat Ryder, melansir Reuters 15 Oktober.

"Baterai akan dapat beroperasi penuh dalam waktu dekat, tetapi untuk alasan keamanan operasi, kami tidak akan membahas jadwal," tandasnya.

Sebelumnya, AS mengumumkan akan mengirimkan sistem antirudal canggih dan sejumlah pasukan ke Israel yang tengah bersiap melakukan balasan terhadap Iran.

Keputusan tersebut diumumkan hanya beberapa jam sebelum serangan pesawat tak berawak Hizbullah ke pangkalan Israel menewaskan empat tentara dan melukai 61 orang lainnya tanpa memicu peringatan.

Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) biasanya membutuhkan sekitar 100 tentara untuk beroperasi, dan memiliki enam peluncur yang dipasang di truk, dengan delapan pencegat di setiap peluncur, serta radar yang kuat. Sistem ini mampu mencegat rudal balistik pada jarak 100 hingga 125 mil.

Pensiunan Brigjen Zvika Haimovich, mantan kepala Pertahanan Udara Israel mengatakan, negara itu memperkirakan akan ada rentetan rudal yang lebih besar lagi dari Iran pada "tahap berikutnya", setelah Teheran menembakkan lebih dari 180 rudal ke Israel pada tanggal 1 Oktober.

Dia mengatakan Israel membutuhkan THAAD serta sistem pertahanan Iron Dome miliknya, untuk menghadapi serangan apa pun, dan penghalang terbaru dalam pertahanan Israel ini akan tiba ketika negara itu mempertimbangkan tanggapannya terhadap serangan Iran.

"Anda selalu membutuhkan lebih banyak kekuatan," kata Haimovich kepada NBC News.

"Kami mencoba memprediksi masa depan bahwa Iran akan menggunakan lagi metode serangan salvo besar ini, bahkan lebih besar dari 200 rudal ini," tambahnya.

Di Teheran, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi, menanggapi berita tentang THAAD memperingatkan, AS menempatkan nyawa pasukannya "dalam risiko" dengan mengerahkan mereka untuk mengoperasikan sistem rudal di Israel.

"Meskipun kami telah melakukan upaya luar biasa dalam beberapa hari terakhir untuk menahan perang habis-habisan di wilayah kami, saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak memiliki batasan dalam membela rakyat dan kepentingan kami," tulis Menlu Araqchi di X.