Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant terbang ke Washington pada Hari Minggu untuk bertemu dengan koleganya dari Amerika Serikat, guna membahas konflik di Gaza, Palestina, serta ketegangan di perbatasan Lebanon dengan militan Hizbullah yang meningkat.

"Kami siap untuk tindakan apa pun yang mungkin diperlukan di Gaza, Lebanon, dan di lebih banyak wilayah," kata Menhan Gallant dalam sebuah pernyataan sebelum berangkat ke Washington, di mana ia mengatakan akan bertemu dengan Menteri Pertahanan Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken, melansir Reuters 23 Juni.

"Transisi ke Fase C di Gaza sangat penting. Saya akan membahas transisi ini dengan pejabat AS, bagaimana hal itu dapat memungkinkan hal-hal tambahan dan saya tahu bahwa kami akan mencapai kerja sama yang erat dengan AS dalam masalah ini juga," terang Menhan Gallant.

Kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran mulai menyerang Israel, tak lama setelah serangan Hamas pada 7 Oktober memicu perang di Gaza. Kedua belah pihak saling serang dalam beberapa bulan sejak saat itu. Hizbullah mengatakan tidak akan berhenti sampai ada gencatan senjata di Gaza.

Sebelumnya pada Bulan Juni, Hizbullah menargetkan kota-kota dan lokasi militer Israel dengan serangan roket dan pesawat nirawak terbesar dalam permusuhan sejauh ini, setelah serangan Israel menewaskan komandan Hizbullah paling senior sejauh ini.

Sementara itu, Utusan AS Amos Hochstein mengunjungi Israel dan Lebanon minggu lalu, dalam upaya untuk meredakan ketegangan, di tengah meningkatnya tembakan lintas batas dan eskalasi retorika di kedua belah pihak.

Beberapa pejabat Israel telah menghubungkan serangan Israel yang sedang berlangsung ke Rafah, wilayah selatan Gaza tempat mereka mengatakan bahwa mereka menargetkan batalion terakhir kelompok militan Islam Hamas, dengan potensi fokus pada Lebanon.

Pengurangan operasi di Gaza akan membebaskan pasukan untuk menghadapi Hizbullah, jika Israel melancarkan serangan darat atau meningkatkan pemboman udaranya.

Para pejabat menggambarkan fase ketiga dan terakhir dari serangan Israel di Gaza sebagai akhir pertempuran, sambil meningkatkan upaya untuk menstabilkan pemerintahan pasca-Hamas dan memulai rekonstruksi di daerah kantong itu, yang sebagian besar telah hancur.

Diketahui, serangan darat dan udara Israel di Gaza dipicu oleh serangan kelompok militan yang dipimpin Hamas ke wilayah selatan Israel pada 7 Oktober, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang, menurut penghitungan Israel.

Terpisah, otoritas kesehatan di Gaza pada Hari Minggu mengumumkan, jumlah korban tewas warga sipil Palestina akibat serangan Israel di wilayah itu telah mencapai 37.598 jiwa dan korban luka-luka 86.032 orang, melansir WAFA.