JAKARTA - Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan, keputusan yang diambil oleh Spanyol, Norwegia dan Irlandia untuk mengakui Negara Palestina, bukan untuk melawan siapa pun, termasuk melawan Israel, melainkan hanya ingin memiliki hubungan yang terbaik.
Keputusan ketiga negara untuk mengakui Negara Palestina mulai Hari Selasa, menuai reaksi keras dari Israel, saat konflik di Gaza memasuki bulan ketujuh.
Bergabung dengan lebih dari 140 negara dari 192 negara anggota PBB yang mengakui Negara Israel, ketiga negara mengatakan mereka berupaya untuk mempercepat upaya guna menjamin gencatan senjata di Gaza.
"Ini adalah keputusan bersejarah yang memiliki satu tujuan: agar Israel dan Palestina mencapai perdamaian," kata Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez, melansir Reuters 28 Mei.
PM Sanchez mengatakan, Madrid akan mengakui Negara Palestina yang bersatu, termasuk Jalur Gaza dan Tepi Barat, di bawah Otoritas Nasional Palestina dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.
Israel sendiri telah berulang kali mengecam tindakan tersebut, bersikeras tindakan tersebut mendukung Hamas, yang melancarkan serangan pada 7 Oktober terhadap Israel.
"Sanchez, ketika Anda mengakui negara Palestina, Anda terlibat dalam hasutan genosida terhadap orang-orang Yahudi dan kejahatan perang," tulis Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz di X pada Hari Selasa.
Esta mañana me he reunido con mis homólogos irlandés @MichealMartinTD y noruego @EspenBarthEide.
España, junto a Irlanda y Noruega, reconocerá mañana el Estado de Palestina. Una decisión para avanzar en la solución de dos Estados. Por la paz y seguridad para Palestina e Israel. pic.twitter.com/nYWg8Cwx9C
— José Manuel Albares (@jmalbares) May 27, 2024
Israel menanggapi langkah pengakuan tersebut dengan menarik Duta besarnya dari Madrid, Oslo dan Dublin, kemudian memanggil duta besar ketiga negara tersebut untuk menonton video warga Israel yang disandera oleh kelompok bersenjata Hamas.
Mereka juga memblokir Spanyol untuk memberikan layanan konsuler kepada warga Palestina di Tepi Barat dan menuduh Spanyol membantu Hamas. Sebagai tanggapan, Spanyol meningkatkan kritik, menggambarkan konflik Gaza sebagai "genosida nyata."
Kemarin, Spanyol mengatakan pihaknya akan meminta anggota Uni Eropa lainnya untuk secara resmi mendukung perintah Mahkamah Internasional pekan lalu, agar Israel menghentikan serangan militernya terhadap kota Rafah di Gaza selatan.
Namun, untuk meredakan ketegangan, PM Sanchez pada hari ini mengecam Hamas da menyerukan pembebasan seluruh sandera.
"Ini bukanlah keputusan yang kami ambil untuk melawan siapa pun, apalagi melawan Israel," katanya.
"Kami ingin memiliki hubungan terbaik," tandasnya.
PM Sanchez mengatakan, Madrid tidak akan mengakui perubahan apa pun terhadap perbatasan sebelum tahun 1967 kecuali disetujui oleh kedua belah pihak.
BACA JUGA:
"Ini adalah satu-satunya cara untuk maju menuju apa yang semua orang akui sebagai satu-satunya solusi yang mungkin untuk mencapai masa depan yang damai, salah satu Negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Negara Israel dalam perdamaian dan keamanan," urai PM Sanchez.
Spanyol, Norwegia dan Irlandia berharap, keputusan mereka akan mendorong negara-negara Uni Eropa lainnya untuk melakukan hal yang sama.
Diketahui, dari 27 anggota Uni Eropa, Swedia, Siprus, Hongaria, Republik Ceko, Polandia, Slovakia, Rumania dan Bulgaria telah mengakui negara Palestina. Sementara, Malta dan Slovenia telah mengindikasikan bahwa mereka dapat mengikuti langkah tersebut.