BIMA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko mengatakan, Kabupaten Bima di Nusa Tenggara Barat (NTB) memiliki daya tarik wisata potensial namun bagaikan raksasa yang tertidur karena minimnya akses dan infrastruktur.
Hal itu dikatakan Moeldoko saat kunjungan kerja memakai kapal Pinisi ke Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Kabupaten Bima, NTB, Kamis 23 Mei. Moeldoko meninjau pengembangan potensi wisata Pulau Padar dan Pulau Komodo di kawasan Taman Nasional Komodo, serta Pantai Pink dan Pulau Kelapa di desa Lambu, kabupaten Bima.
“Dalam perjalanan ini, saya melihat langsung potensi besar yang dimiliki oleh Pantai Pink dan Pulau Kelapa. Keindahannya sangat luar biasa, namun sayang sekali belum dimanfaatkan secara maksimal sebagai destinasi wisata utama," ujar Moeldoko dalam keterangan tertulis, Jumat 24 Mei.
Pantai Pink, dengan pasirnya yang unik berwarna merah muda, serta Pulau Kelapa yang kaya dengan keanekaragaman hayati laut, memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Namun, Moeldoko menyoroti beberapa persoalan yang menjadi hambatan utama bagi perkembangan kedua tempat ini sebagai destinasi wisata unggulan.
"Kita perlu meningkatkan aksesibilitas dan infrastruktur di Pantai Pink dan Pulau Kelapa. Hal ini penting agar wisatawan lebih mudah mencapai lokasi dan menikmati keindahan alam yang ditawarkan. Jika ini terwujud, saya yakin Bima akan menjadi destinasi wisata yang lebih populer," katanya.
Panglima TNI 2013-2015 ini berkomitmen untuk mendorong pengembangan pariwisata di Bima dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, pelaku usaha, dan masyarakat setempat. Ia meyakini dengan perbaikan akses dan infrastruktur, serta promosi yang gencar, Pantai Pink dan Pulau Kelapa akan menjadi destinasi wisata yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan tempat lain di Indonesia.
"Kita harus bekerja sama untuk membangunkan potensi wisata yang tertidur di Bima sehingga bisa memberikan keuntungan ekonomi bagi pemerintah daerah khususnya masyarakat lokal,” tegas Moeldoko.
BACA JUGA:
Kabupaten Bima, khususnya kecamatan Sape dan Lambu, dalam Perpres No 32/2018 tentang Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores ditetapkan sebagai bagian dalam Kawasan Strategis Nasional (KSN) Taman Nasional Komodo. Sehingga dalam pelaksanaan pembangunan pariwisata yang lebih maju dan berkelanjutan perlu koordinasi, sinkronisasi, dan fasilitasi terhadap perencanaan, pengambangan, pengelolaan, dan pengendalian di kawasan pariwisata yang ada di kawasan Labuan Bajo dan sekitarnya.
Melalui Perpres tersebut, pemerintah daerah berharap kehadiran Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata Labuan Bajo Flores mampu mendongkrak pariwisata kabupaten Bima. “Tidak hanya menjadi penyangga, namun menjadi tujuan utama, seperti halnya Komodo,” tutur Sekretaris Dinas Pariwisata kabupaten Bima, Masykur.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Nusa Tenggara Barat, jumlah wisatawan yang mengunjungi Bima pada tahun 2023 meningkat sebesar 15% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, sebagian besar wisatawan hanya melewati Bima dalam perjalanan menuju destinasi lain, seperti Labuan Bajo dan Pulau Komodo.
"Pantai Pink dan Pulau Kelapa masih kalah bersaing dengan destinasi wisata lain di Indonesia. Padahal, jika dikelola dengan baik, kedua tempat ini memiliki potensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik domestik maupun mancanegara," terang Masykur.
Selain melihat langsung potensi wisata alam Pantai Pink dan Pulau Kelapa, Moeldoko juga melakukan penanaman pohon kelapa secara simbolis di dua tempat tersebut. “Semangat membangunkan raksasa yang tertidur kita mulai dari penanaman pohon kelapa ini,” pungkas Moeldoko.