JAKARTA - Kelompok militan Palestina Hamas pada Hari Senin berduka atas wafatnya Presiden Iran Ebrahim Raisi, menilai mendiang Pemimpin Iran itu telah mendukung rakyat Palestina selama perang dengan Israel saat ini.
Presiden Raisi, seorang tokoh garis keras yang telah lama dipandang sebagai calon penerus Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, tewas dalam kecelakaan helikopter pada Hari Minggu di daerah pegunungan dekat perbatasan Azerbaijan, kata para pejabat dan media pemerintah pada Hari Senin.
Puing-puing helikopter yang hangus, yang membawa Presiden Raisi, Menteri Luar Negeri Hossein Amirabdollahian dan rombongan ditemukan Senin pagi setelah pencarian semalaman di tengah badai salju.
"Para pemimpin ini mendukung perjuangan sah rakyat kami melawan entitas Zionis, memberikan dukungan berharga kepada perlawanan Palestina, dan melakukan upaya tak kenal lelah dalam solidaritas dan dukungan di semua forum dan bidang untuk rakyat kami di Jalur Gaza yang teguh selama Battle of Al-Aqsa Flood," kata kelompok itu, mengacu pada perang dengan Israel yang dimulai pada 7 Oktober, dilansir dari Reuters 21 Mei.
"Mereka juga melakukan upaya politik dan diplomatik yang signifikan untuk menghentikan agresi Zionis terhadap rakyat Palestina," kata Hamas dalam sebuah pernyataan.
Dalam pernyataan terpisah, kelompok Jihad Islam, yang berjuang bersama Hamas di Gaza, mengatakan mendiang Presiden Raisi dan Menlu Amirabdollahian "memainkan peran penting dan jelas dalam mendukung dan membantu perjuangan rakyat Palestina dan perlawanannya dalam menghadapi agresi kriminal Zionis yang sedang berlangsung."
BACA JUGA:
"Kami yakin Republik Islam Iran dapat mengatasi cobaan yang menyakitkan ini, karena negara ini telah mengatasi semua kesulitan dan tantangan sepanjang perjalanannya selama beberapa dekade terakhir," tambah kelompok tersebut.
Diketahui, para pemimpin Hamas dan Jihad Islam telah berulang kali berterima kasih kepada Iran atas dukungan militer dan keuangannya kepada kelompok tersebut, dalam perjuangan mereka selama puluhan tahun melawan Israel.