Bagikan:

JAKARTA - Presiden Masoud Pezeshkian mengatakan pada Hari Kamis, siapa pun yang memenangkan pemilihan presiden Amerika Serikat tidak menjadi masalah untuk Iran.

Donald Trump yang berpasangan dengan JD Vance dan diusung Partai Republik, berhasil memenangi pemilihan presiden setelah meraup lebih dari 270 suara elektoral, ambang batas minimal untuk memenangi kontestasi dari 538 suara elektoral yang diperebutkan di 50 negara bagian dan Distrik Columbia, atas pesaingnya dari Partai Demokrat, petahana Wakil Presiden Kamala Harris dan Tim Walz.

"Tidak ada bedanya bagi kami siapa pun calon yang memenangkan pemilihan presiden AS," katanya, dikutip dari IRNA 8 November.

Presiden Pezeshkian mengatakan, orang Iran mengandalkan kekuatan batin mereka, katanya, memuji negaranya yang bermartabat.

"Iran tidak memiliki pandangan terbatas dalam mengembangkan hubungannya dengan negara lain," tegasnya.

Perluasan hubungan dengan negara-negara Islam dan negara-negara tetangga merupakan salah satu prioritas utama Iran, katanya.

Presiden, di bagian lain pernyataannya, menyerukan terciptanya persatuan dan solidaritas di antara negara-negara Islam.

"Jika semua negara di dunia Islam bersaudara dan bersatu, rezim Zionis tidak akan berani melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina dan Lebanon yang tertindas," tandasnya.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baghaei mengatakan pada Hari Kamis, Pemilu Amerika Serikat adalah kesempatan untuk meninjau "pendekatan yang salah" dari Pemerintah Amerika.

"Kami memiliki pengalaman pahit dengan berbagai kebijakan dan pendekatan pemerintah AS di masa lalu. Pemilu adalah kesempatan untuk meninjau pendekatan yang salah di masa lalu," kata Baghaei, melansir Reuters.

"Yang penting bagi Iran adalah bagaimana kita mengevaluasi tindakan Pemerintah AS," tandas Baghaei.