Bagikan:

JAKARTA - Rusia kembali mengeluarkan peringatan tegas, pengiriman pasukan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) ke medan perang Ukraina berpotensi menimbulkan bahaya besar, menilainya sebagai provokasi, mengamati dengan cermat petisi Ukraina yang menyerukan intervensi semacam itu.

Petisi tersebut, yang dimuat di situs Presiden Ukraina, mengatakan Ukraina harus meminta Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara lain untuk mengirim pasukan guna membantu negara tersebut mengusir invasi Rusia.

"Rezim Kyiv sangat tidak dapat diprediksi," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov ketika ditanya tentang hal ini dalam pengarahan harian, melansir Reuters 8 Mei.

Belum jelas apakah petisi tersebut akan mengumpulkan jumlah suara yang dibutuhkan, 25.000 suara, untuk mengharuskan Presiden Volodymyr Zelensky menanggapinya dengan menyetujui atau menolaknya. Hingga Rabu pagi, petisi tersebut telah mengumpulkan 1.594 suara.

NATO yang mendukung Ukraina dalam perang tersebut, sejauh ini menyediakan berbagai senjata, termasuk tank dan rudal jarak jauh, namun belum melakukan intervensi langsung dengan pasukan, sesuatu yang telah diperingatkan oleh Presiden AS Joe Biden dan Presiden Rusia Vladimir Putin dapat menyebabkan Perang Dunia Ketiga.

"Kami telah berulang kali mengatakan bahwa intervensi langsung di lapangan dalam konflik ini oleh militer negara-negara NATO berpotensi menimbulkan bahaya yang sangat besar, jadi kami menganggap ini sebagai provokasi yang sangat menantang, dan, tentu saja, kami mengawasinya dengan sangat hati-hati," urai Peskov.

Sebelumnya, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan, pertanyaan pengiriman pasukan Barat ke Ukraina akan muncul "secara sah" jika Rusia menerobos garis Ukraina dan Kyiv memintanya.

Sedangkan juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan pada Hari Rabu, Rusia akan menargetkan pasukan Prancis jika mereka dikirim ke Ukraina.

"Jika Prancis muncul di zona konflik, mereka pasti akan menjadi target angkatan bersenjata Rusia. Menurut saya, Paris sudah memiliki bukti akan hal ini," tegas Zakharova.

Zakharova mengatakan, Rusia telah melihat semakin banyak warga negara Prancis di antara mereka yang terbunuh di Ukraina.